Thursday, June 5, 2025

Bahagia : Rabu yang Padat Tapi Menyenangkan

Cover Bahagia : Rabu yang Padat Tapi Menyenangkan

[Merekap Nilai Raport]

Hari ini Ayla kembali terduduk di meja guru di sekolah. Jadwal hari Rabu sepertinya akan sedikit lebih padat, karena hari ini Ayla harus menyusun nilai matematika untuk raport anak-anak.

Ayla meletakkan tas di samping meja, menanggalkan jaket dan sarung tangan, lalu mengeluarkan buku notes A5 yang selalu ia bawa-bawa ke mana-mana. Buku itu jadi pegangan buat menulis banyak hal, mulai dari mencatat nilai anak-anak, materi, bahan-bahan buat ice breaking, kunci jawaban ulangan, dan lain-lain.

Sambil ngumpulin mood, Ayla buka layar ponsel. Cari hiburan sejenak. Beberapa menit kemudian, Ayla pun mulai fokus ke pekerjaan. Ia sibuk merekap nilai anak-anak: tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian, UTS, sampai UAS. Nilai-nilai ini nantinya akan ia serahkan ke masing-masing wali kelas untuk nilai raport matematika.

Saat ia lagi sibuk ngutak-atik nilai, salah satu rekan guru menegur:

"Ini apa sih, kamu dari tadi ngapain? Banyak angka-angka gini," tanya beliau.

"Oh, ini Bu. Saya lagi ngerekap nilai anak-anak buat raport," jawab Ayla.

"Oalah, nggak usah kayak gitu. Caranya bukan begitu, sini coba Ibu ajarin."

Wah, ini sih tawaran menarik! Sebagai guru baru, Ayla memang butuh tips cepat dan efektif. Selama ini ia hitung manual, cara tradisional yang jelas bikin kerjanya lama. Ternyata, setelah ia coba pakai cara yang diajarkan Bu Guru, bisa mempersingkat waktu! Yang tadinya sejam lebih, sekarang cukup 30–45 menit. Mantap! Pekerjaan selesai sekitar pukul 10.00.

Mumpung ada waktu luang, Ayla lanjut ngetik cerita hari Selasa sambil nyemil kue dan roti yang ia bawa dari rumah.


[Pembagian SKL Kelas 6]

Pukul 10.30, cerita belum selesai ia tulis. Tapi rupanya ada agenda pembagian SKL (Surat Keterangan Lulus) untuk murid kelas 6. Mereka diwajibkan hadir, dan para guru berkumpul di salah satu kelas.

Bapak Kepala Sekolah membuka acara kecil ini dengan menyampaikan banyak pesan. Ayla melihat ada anak-anak yang menangis — mungkin haru, mungkin sedih karena akan berpisah dengan teman-temannya. Raut wajah mereka tampak campur aduk antara lega dan penasaran dengan hasil ujian.

Setelah Pak Kepsek selesai, guru-guru lain menyampaikan kata-kata perpisahan. Ayla bingung harus ngomong apa, jadi ia nggak ikut maju. Malu, takut nanti malah ketawa sendiri di depan anak-anak.

Lanjut ke sesi nyanyi lagu perpisahan (yang, jujur, Ayla lupa judulnya). Ia nggak berani tatap wajah anak-anak karena takut ketawa di momen sakral ini. Jadi ia pura-pura fokus ke lirik lagu yang ditulis di papan tulis.

Pembagian SKL dimulai. Anak-anak dilarang buka amplopnya dulu.

"Dalam hitungan ke-3 baru boleh dibuka ya! 1... 2... 3..."

Langsung suasana berubah. Riuh, senang, ada yang loncat kegirangan, ada yang nangis. Euforia pengumuman kelulusan memang selalu spesial.

Setelah acara selesai, guru-guru balik ke ruang guru, lalu pulang. Di rumah, Ayla cuma makan, sholat, dan bersiap lagi buat ke bimbel.


[Bimbel]

Jam pertama, Ayla ngajar membaca-menulis. Murid cuma dua orang dan dua-duanya cewek. Kelas kondusif, syukurlah.

Jam kedua, Bahasa Inggris. Ada tiga murid yang semuanya ceria dan agak super aktif. Tapi hari ini mereka nggak banyak tingkah, malah ngelucu dan menyenangkan.

Jam ketiga, pelajaran berhitung. Ada murid yang kemarin sempat menangis. Hari ini, dia masih nggak banyak interaksi, tapi suasana kelas cukup cerah karena dua teman lainnya ceria dan membantu membawa suasana.

Jam terakhir, Ayla ngajar matematika kelas 5 dan kelas 3. Di hari Rabu, Ayla harus mengajar sampai pukul 18.00 karena anak kelas 3 itu dijadwalkan sampai jam 6. Ia nggak tahu kenapa orangtuanya pilih jam segitu, tapi ya udah lah, memang sudah bagian dari kontraknya juga.

Waktu cuma tinggal berdua sama anak itu, Ayla ubah metode belajar jadi sambil main. Mereka main “Who is This?” sambil masukin materi penyajian data. Anak itu semangat lagi, bahkan ngerjain tugas juga. Jadi ya senang banget!

Jam 18.00 dia pulang. Harusnya Ayla sholat maghrib dulu, tapi jujur... ia takut sendirian di bimbel. Hawa-nya agak aneh, sepi, gelap. Merinding! Takut setan iya, takut orang jahat apalagi — secara ia cewek juga. Makanya ia buru-buru matiin AC, lampu, kunci pintu, terus ngebut naik motor.


[Obrolan Sama Mama]

Sampai di rumah masih jam 18.30. Masih masuk waktu maghrib. Mamanya juga mau sholat maghrib. Ayla langsung minta berjamaah.

Selesai sholat, mama ngajak ngobrol soal karir. Sepertinya mama mulai mau dengerin tentang mimpinya. Ayla senang banget! Mama mulai nanya-nanya soal dunia tulis-menulis, dan Ayla jelasin dengan semangat. Semoga lama-lama, orangtuanya bisa mengerti dan mendukung bidang yang ia cintai ini.

Tak terasa sudah adzan Isya. Mereka sholat, makan malam, lalu Ayla ngurus kucing dan hamster. Setelah itu, bersih-bersih dan siap-siap tidur.


[Akhir Cerita]

Sambil tiduran Ayla sempat berbincang dengan Kak Cakka. Kondisi badan Kak Cakka masih lemas, dan masih terasa demam. Tapi dia bilang kalau dia baik-baik saja. Semoga saja memang tidak parah. Mereka mengobrol tentang apa saja yang sudah mereka lalui hari ini. Kak Cakka juga bercerita mengenai kesibukannya bekerja, jadwalnya juga sedang padat. Tapi mereka senang karena mereka mengakhiri hari-hari mereka yang padat dengan saling bertukar cerita, terkadang menertawakan apa yang terjadi tadi, terkadang berkeluh-kesah jika mendapati kejadian yang kurang mengenakkan selama bekerja, terkadang saling meminta saran dan saling membantu, mengapresiasi apa yang sudah mereka lewati hari ini dan saling menyemangati untuk hari esok.

Mereka menutup telepon sekitar pukul 22.30. Tapi karena Ayla harus upload cerita hari Selasa, ia lembur sampai pukul 23.30. Walaupun capek, ia tetap bahagia.


Hari ini memang padat, tapi semuanya berjalan lancar. Jadi Ayla simpulkan, Rabu ini adalah hari yang menyenangkan.

No comments:

Post a Comment