Wednesday, June 4, 2025

Bahagia : Kelas Cenderung Kondusif dan Drama Kucing

Cover Bahagia : Kelas Cenderung Kondusif dan Drama Kucing

[Ulangan Susulan di Sekolah]

Sebentar lagi libur!

Sebentar lagi libur!

Ayla menyemangati dirinya sendiri sambil mengusap-usap mata. Pukul 5 pagi, Ayla meraih ponsel yang tergeletak di nakas samping kasur, menghela napas panjang, lalu membalikkan tubuh dan menatap langit-langit.

Kemarin memang gak buruk-buruk amat sih, cuma... tetap aja ada rasa sedih yang nggak bisa Ayla tolak. Sedih karena merasa punya hati yang keras, dan nggak bisa memahami perasaan orang lain — terutama anak-anak.

Dulu juga pernah kayak gini. Ada murid yang nangis, dan Ayla bingung banget harus ngapain. Cuma bisa elus pundaknya atau ngasih pelukan yang super canggung. Kata-kata penenang? Susah banget keluar dari mulutnya. Pujian tulus? Tertahan di tenggorokan. Rasanya ada dinding transparan yang bikin semua niat baik itu mentok. Ayla merasa udah berusaha bicara, tapi kalimatnya sering belibet dan acak-acakan. Akibatnya? Cuma dua kemungkinan: anak gak paham, atau justru tersinggung dan tambah sedih. Selalu begitu.

Ayla terduduk dengan pandangan kosong. Bagaimana perasaan orang tua anak-anak itu kalau tahu mereka menitipkan anaknya ke guru berhati keras seperti Ayla?

Sambil bersiap-siap untuk berangkat, Ayla mencoba mengulang-ulang kalimat positif dalam hati — kalimat-kalimat yang ingin ia sampaikan nanti ke murid-murid. Kadang juga Ayla belajar dari TikTok tentang parenting, psikologi anak, dan semacamnya. Tapi begitu diterapkan di lapangan... rasanya susah banget.

Sesampainya di sekolah, Ayla meletakkan tas di samping bangku, melepas jaket dan sarung tangan, lalu duduk. Ia membuka ponsel, berniat melanjutkan menulis cerita hari sebelumnya. Pukul 08.15, jadwal susulan dimulai. Salah satu murid kelas 5 yang sempat absen karena ada berita duka akan mengikuti ulangan susulan.

Anak itu memang bukan tipe yang banyak tingkah. Ayla pun menemaninya selama mengerjakan. Pukul 09.20 ulangan selesai. Ayla langsung memeriksa hasilnya supaya bisa segera masuk ke buku nilai. Setelah itu, waktunya digunakan untuk melanjutkan nulis cerita hari Senin.


[Mengambil Kucing]

Pukul 11.00, kegiatan belajar mengajar usai. Ayla memutuskan pulang dulu sebelum ke bimbel. Tadi pagi, Mama sempat chat, minta tolong ditemani ngambil kucing yang sedang "dititipkan" di rumah temannya Mama. Rencananya sih kucing betina Ayla mau dikawinkan, tapi ternyata malah stress.

Kucing itu memang penakut dan nggak terbiasa sama orang baru, bahkan sama Ayla dan keluarga aja kadang masih suka ngumpet di bawah kursi. Jadi kebayang kan, ditaruh di tempat baru dan disuruh adaptasi cepat? Hasilnya: mogok makan dan minum. Daripada kenapa-kenapa, mending dibawa pulang.

Proses pengambilan kucingnya sedikit dramatis. Si kucing sempat hissing dan nyaris mencakar. Tapi akhirnya, setelah dipanggil namanya pelan-pelan dan dibujuk dengan kata-kata manis kayak "anak cantik, baik, pinter", dia luluh juga dan mau masuk kandang.

Ayla percaya, kucing tuh paham kok kalau kita nggak niat nyakitin. Mereka kayak anak kecil yang nggak bisa ngomong tapi ngerti perasaan.

Setelah berhasil dimasukin ke kandang, Ayla dan Mama pamit dan pulang. Ayla yang nyetir motor, Mama yang pegang kandangnya. Sesampainya di rumah, pintu kandang dibuka dan si kucing langsung lari ke cat room. Alhamdulillah, dia udah mulai makan dan minum lagi.


[Mini Drama di Bimbel]

Proses evakuasi kucing memakan waktu sekitar 30 menit. Ayla sampai rumah sekitar pukul 11.40 dan belum makan siang. Langsung deh makan, sholat Dzuhur, touch up makeup, lalu berangkat ke bimbel sebelum jam 13.00.

Begitu sampai di bimbel, anak-anak udah pada datang. Ayla masuk ke kelas bersama dua murid. Kelas pertama: berhitung. Kondusif banget. Mereka belajar sambil main pakai media dari kardus, dan anak-anak antusias.

Pelajaran kedua: Bahasa Inggris. Juga lancar.

Pelajaran ketiga: membaca-menulis.

Nah, disinilah murid Ayla yang kemarin nangis, kembali nangis. Ayla nggak tahu pasti kenapa, tapi sepertinya mood-nya memang sedang nggak stabil. Mungkin ada masalah, atau lagi sensitif aja. Tadi bahkan dia sempat tidur di kelas. Ayla juga gak berani bangunin keras-keras, takut kejadian kemarin keulang.

Akhirnya Ayla ajak dia main bareng temannya, biar gak ngantuk, tapi dengan tegas dia bilang:

"NO!"

Ya udah. Daripada maksa terus malah makin sedih. Tapi setelah pelajaran selesai, dia harus dibangunin karena ruangan mau dipakai kelas lain. Dan... yap, dia nangis lagi. Padahal yang bangunin itu kakaknya sendiri. Akhirnya dia ditenangin sama penjemputnya.


[Pulang]

Tapi ya udahlah. Hari ini mood Ayla lagi bagus. Jadi gak terlalu kebawa pikiran soal drama kecil di kelas. Ayla tetap ngajar kelas selanjutnya dengan baik. Pukul 17.00 kelas selesai dan Ayla pulang.

Sampai rumah, Ayla langsung makan, sholat, ngurusin kucing dan hamster, minum madu, cuci muka, gosok gigi, dan rebahan.

Hari ini, Ayla juga dapat kabar kalau Kak Cakka lagi sakit, jadi dia tidur duluan. Ayla pun gak lama, ikut tidur juga. Hari ini berlalu dengan bahagia. Lancar. Dan dramanya? Nggak melelahkan.

No comments:

Post a Comment