Tuesday, June 10, 2025

Bahagia : Hari Pertama Mengajar Kembali Setelah Liburan

Cover Bahagia : Hari Pertama Mengajar Kembali Setelah Liburan

[Bangun Tidur dan Persiapan ke Bimbel]

Ayla terbangun pagi-pagi. Seharusnya ini masih tanggal merah cuti bersama. Sekolah masih libur, tetapi bimbel sudah masuk kembali. Ayla hanya bangun untuk melaksanakan salat subuh, setelah itu dia kembali tidur sampai sekitar pukul setengah 9. Waktu untuk bersiap-siap ke bimbel masih lama, jadi Ayla tidur-tiduran di kasur sambil scroll sosmed.
Pagi ini, Ayla ingin menikmati waktu istirahat sejenak sebelum akhirnya berangkat mengajar kembali. Tapi kemudian Ayla teringat kalau dia belum membereskan baju-bajunya yang sudah disetrika. Baju-baju itu sudah menggunung dan besok sudah ada setrikaan lagi. Dengan malas, Ayla bangkit berdiri, menghampiri tumpukan baju-baju tersebut dan memasukkannya ke dalam lemari. Tentu saja meskipun Ayla malas, dia tetap menata lemarinya supaya tetap rapi.
Tak butuh waktu lama, dia sudah selesai dan perutnya berbunyi, pertanda bahwa dia lapar. Sebenarnya Ayla pengen nanti aja makannya karena nanggung, jam setengah 11 dia persiapan ke bimbel dan ini sudah jam setengah 10. Tapi untuk mengganjal perut, Ayla memakan satu buah bakpia.
Hari Senin ini, Ayla bersyukur karena diringankan pekerjaannya karena sekolah masih libur. Jadi Ayla bisa sedikit lebih lama beristirahat setelah aktivitas di Bandung.
Pukul setengah 11, Ayla mulai bersiap-siap untuk berangkat ke bimbel. Ayla makan — orang-orang biasa menyebutnya brunch atau breakfast and lunch —, mandi, dan berdandan. Kemudian salat dzuhur dan dia sudah siap untuk berangkat ke bimbel. Ayla berangkat ke bimbel dengan mengendarai motor dan dia biasa menempuh waktu sekitar 20–30 menit. Lumayan jauh karena rumah Ayla di kota, sedangkan bimbel terletak di kabupaten. Tapi itu bukan masalah sih bagi Ayla.

[Kegiatan yang Menyenangkan di Bimbel]

Kegiatan di bimbel dimulai dari kelas calistung atau membaca-menulis. Ayla memberikan lembar mewarnai untuk anak sebagai ice breaking agar mereka tidak jenuh belajar. Kelas calistung hari ini hanya 2 orang karena 1 murid sedang izin. Kelas berjalan dengan lancar.
Kelas ke-2 adalah kelas berhitung. Ayla juga tidak kesulitan menangani kelas ke-2 dengan jumlah murid 3 orang ini.
Kelas ke-3, Ayla baru kepikiran untuk melakukan games dengan anak-anak. Jadinya Ayla mengambil properti games yang sudah ada di bimbel. Properti tersebut banyak dibuat oleh Kak Dhita dan Kak Vio, dan Ayla mengakui kalau mereka sangat kreatif dalam menciptakan properti belajar anak-anak.
Ayla memainkan games dengan kancing-kancing yang diletakkan sesuai dengan warna pada papan laminating. Setiap murid baru diperbolehkan mengambil kancing setelah menyerahkan “tiket” yang berisi jawaban dari pertanyaan yang diajukan, dan jawaban tersebut harus benar. Jika salah, mereka harus memperbaikinya.
Biar seru, ketika mengambil kancing, mereka diberikan sedikit tantangan seperti:
  • mengambil kancing dengan mata tertutup,
  • menebak kancing yang benar dalam genggaman tangan Ayla,
  • mengingat posisi kancing yang diacak-acak.
Anak-anak bermain dengan seru.
Meskipun ada 1 orang yang tidak ikut bermain dan dia memilih untuk asyik mewarnai, tapi terkadang, Ayla mengikutsertakan anak itu dalam menebak warna atau meletakkan kancing. Yang penting anak itu tidak menangis saja Ayla sudah bersyukur. Anak itu bisa dibilang berinteraksi dengan cukup ceria bersama teman-temannya, meskipun memang tidak bisa dipaksakan untuk berhitung.
Kelas ke-4 adalah bimbel. Hari ini bimbelnya berbeda pelajaran karena satu murid ada yang sedang ujian akhir semester dan murid satunya lagi hanya mengambil program bimbel matematika. Jadi ulangan nggak ulangan ya dia cuma bisa belajar matematika di bimbelnya.

Kelas hari ini berjalan dengan cukup lancar dan Ayla bersyukur.
Selepas kelas bimbel, karena jam sudah menunjukkan pukul 17.00, Ayla bersiap untuk pulang. Tapi ternyata, di bawah ada semangkuk bakso. Wahhh! Rupanya Bu Ustadzah, yang mengajar kelas mengaji, membawakan bakso yang dibuat sendiri. Asyikkk!
Mata Ayla langsung berbinar-binar melihat semangkuk bakso yang menggiurkan. Sebelum pulang, Ayla menyempatkan untuk makan dulu. Apalagi di bimbel ada sedikit nasi, jadi Ayla sekalian makan malam deh. Biar nanti malam gak makan malam lagi.
Dan soal rasa baksonya, Ayla mengacungi dua jempol karena enak banget! Habis makan, Ayla masih nyempetin buat salat ashar dulu, baru habis itu pulang deh!

[Pulang dan Istirahat]

Sesampainya di rumah, Ayla langsung salat maghrib terus rebahan. Gak sadar ternyata dia ketiduran dan bangun-bangun udah mau jam setengah 9. Untung tadi udah makan malam, jadi Ayla tinggal persiapan tidur, ngasih makan kucing-kucing, terus rebahan deh!
Sambil nunggu ngantuk, seperti biasa Ayla bertelepon dengan Kak Cakka. Kak Cakka bercerita kalau besok ibunya akan datang dan untuk menjaga adab dengan ibunya, mereka memutuskan untuk tidak teleponan dahulu ketika malam. Ayla gak keberatan.
Ayla gak pernah keberatan kalau Kak Cakka sedang berbakti kepada ibunya. Itu adalah sesuatu yang baik, dan kita sebagai anak memang harus berbakti kepada kedua orang tua. Jadi Ayla tidak masalah dengan hal itu.
Sambil bercengkrama, rupanya Kak Cakka sambil ngerjain lemburan kerjaan. Ayla lagi gak ada lemburan, jadi Ayla cuma nemenin Kak Cakka aja.
Jam 11, Ayla udah ngantuk. Akhirnya Ayla pun tertidur lelap, bersiap untuk menyambut esok hari.

Monday, June 9, 2025

Bahagia : Hari Terakhir di Bandung dan OTW Pulang

Cover Bahagia : Hari Terakhir di Bandung dan OTW Pulang

[Persiapan Pulang]

Ayla dan adik-adiknya dibangunkan keesokan harinya pukul 09.00. Hari ini adalah hari Minggu, dan itu berarti hari terakhir mereka di Bandung. Papa membangunkan anak-anaknya dan mengajak untuk sarapan. Sarapan kali ini adalah brownies gulung dan nasi goreng sisa semalam. Gak apa-apa lah makanan seadanya, yang penting harus habis dan gak bersisa karena gak mungkin mereka ninggalin makanan di rumah Pakde dan Bude. Seperti tadi malam, mereka makan nasi goreng satu porsi untuk lima orang. Bukan karena gak bisa beli lagi, tapi karena emang porsinya banyak banget. Dan mereka gak biasa sarapan banyak-banyak. Malah biasanya, Ayla dan keluarganya hanya sarapan roti dan susu.

Selesai sarapan, mereka bergantian bersiap-siap. Hani mandi duluan. Ayla dan Fayra membereskan barang-barang, menyapu kamar, mencuci piring, mengunci semua jendela—memastikan bahwa semua aman dan bersih sebelum ditinggal. Setelah Hani, Fayra mandi. Ayla mengisi waktu luang dengan mengetik cerita hari Sabtu. Pukul setengah 11 semua sudah selesai mandi dan pukul 11.00 mereka berangkat. Mereka tidak langsung pulang, tetapi mampir dulu untuk singgah ke rumah "asli" Pakde dan Bude. Disebut rumah "asli" karena rumah itu adalah tempat Pakde dan Bude tinggal menetap. Kalau rumah yang di Bandung tadi hanya rumah warisan. Mereka mampir ke rumah Pakde, bermaksud untuk mengembalikan kunci. Papa berkata ke Ayla,

"Ayla, coba tolong kamu chat Pakde. Kita mau mampir buat balikin kunci, habis itu mau sekalian ngajak Pakde dan keluarga buat makan bareng, perayaan ulang tahun Hani. Kira-kira pada bisa nggak?"

"Ohh iya, Pa. Coba Ayla chat dulu ya," jawab Ayla sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan mengetikkan pesan untuk Pakde.

Beberapa menit kemudian, Pakde membalas pesan tersebut. Isinya adalah permintaan maaf tidak bisa ikut karena sedang ada urusan lain. Untuk kunci, minta tolong dititipkan kepada satpam saja. Ayla segera memberitahukan isi pesan dari Pakde kepada Papa.

"Oh ya udah kalau gitu, kita makan dulu aja di sekitaran situ," ucap Papa.

Ayla mengangguk kemudian mematikan layar ponselnya.


[Mampir Makan Siang dan Mengembalikan Kunci]

Perjalanan dari Bandung hingga ke kota Pakde memakan waktu sekitar dua hingga dua setengah jam. Rutinitas perjalanan yang membosankan kembali terulang—bengong sambil melihat pemandangan di luar jendela yang berseliweran, nyemil, buka sosmed, tidur. Hingga akhirnya, mereka sampai di kota tempat Pakde dan Bude tinggal.

Fun fact, sebenarnya tempat tinggal Pakde dan Bude itu satu kota dengan tempat tinggal Kak Cakka. Makanya Ayla sempat mengirimkan spoiler ke Kak Cakka kalau dia lagi makan di kota tersebut. Kak Cakka membalasnya dengan antusias, namun memang sayangnya, mereka belum bisa bertemu. Cuma hal itu dapat memperkecil jarak di antara mereka yang tadinya 30 sekian kilometer menjadi hanya 2 kilo, dan itu membuat Ayla maupun Kak Cakka sama-sama bahagia.

Ayla dan keluarganya turun di depan sebuah restoran bebek, bermaksud ingin makan bebek. Tapi sayang sekali, restoran tersebut rupanya sedang tutup. Baru saja Ayla melangkah masuk ke restoran, pegawai yang ada di dalam bilang kalau hari ini restoran mereka tutup. Yahhh, gak jadi makan bebek deh, padahal Ayla udah ngidam. Ya udah, akhirnya mau gak mau Ayla dan keluarga bergeser ke restoran di sebelahnya. Tidak bisa dikatakan restoran saja karena di situ juga ada kafe dan live music. Mereka malas mencari tempat lain karena sudah keburu lapar, akhirnya mereka memilih tempat tersebut untuk makan.

Kafe itu ternyata cukup ramai. Hampir semua bangku terisi oleh pengunjung. Untung saja, Ayla dan keluarga kebagian tempat duduk. Kafe dengan interior yang modern dan juga terang karena banyak bukaan yang membuat sinar matahari masuk. Tetapi hal itu tidak membuat hawa di dalam panas. Meskipun ramai, suasananya tetap adem.

Jujur, interiornya membuat Ayla terkagum-kagum. Sedikit meninggalkan kesan fancy ketika pertama kali memasuki kafe. Agak takut juga harganya mahal. Tapi ternyata, gak terlalu mahal juga sih untuk ukuran kafe di pusat kota.

Ayla dan keluarga melihat-lihat buku menu. Akhirnya Ayla menjatuhkan pilihan pada menu homemade cheese pizza untuk menu sharing satu keluarga dan tropical dragon fruit smoothies untuk Ayla sendiri. Pengennya sih pesan menu ala-ala menu diet. Kita lihat aja, kira-kira cocok gak ya di lidah Ayla? Hahaha.

Hani memesan menu strawberry milkshake dan Korean gammi. Fayra memesan matcha dan sebuah menu yang namanya asing sehingga Ayla tidak ingat apa itu. Papa dan Mama juga memesan menu dengan nama aneh dari bahasa Inggris, jadi Ayla gak ingat juga.

Sambil menunggu menu datang, Ayla dan Mama sholat terlebih dahulu. Begitu pula Papa, tapi karena mushola laki-laki terpisah, mereka berjalan ke arah berbeda. Ketika menu datang dan Ayla serta Mama selesai sholat, Ayla segera menyantap tropical dragon fruit-nya. Sudah sejak lama dia kepengen nyobain makanan seperti itu. Apalagi ada campuran muesli, granola, dan chia seeds sebagai toppingnya. Terlihat menggiurkan.

Setelah suapan pertama, Ayla mengecap lidahnya. Makanan itu... hambar. Banyak rasa kacang-kacangan karena memang terdapat beberapa jenis kacang di dalamnya. Terus terang, Ayla agak menyesal sok-sokan pesan makanan diet karena dia tidak menyukainya. Tapi karena tahu itu adalah tanggung jawabnya, dan dia tidak boleh membuang makanan, Ayla tetap menghabiskannya.

Hitung-hitung karena makanan sehat, jadi mindset Ayla saat makan adalah: “Makanan sehat, baik bagi tubuh.”

Kedua adik Ayla pun ikut komentar:

“Iya ya, ini emang makanan diet.”

Tanpa gula, tanpa pemanis buatan, tanpa tepung. Pokoknya pure serat aja. Tapi syukurlah, makanan itu habis juga.

Karena merasa belum kenyang, Papa mengorder makanan lagi yaitu tomorokashi soba, semacam mie atau ramen. Ayla, yang juga belum kenyang — baginya makanan diet gak cocok buat makan siang — ikut makan soba bareng Papa.

Ketika jam menunjukkan pukul 15.00, mereka semua sudah selesai makan. Papa membayar, dan setelah itu mereka berjalan keluar dari kafe.

“Ayla, coba kamu hubungi Pakde lagi. Tanyain dia udah di rumah belum? Kalo udah kita mau ke sana nganterin kunci,” kata Papa.

“Oh iya, Pa. Sebentar Ayla tanyain.”

Ayla mengetik pesan kepada Pakde. Tak lama, Pakde membalas dan berkata bahwa beliau sudah di rumah. Keluarga Ayla pun segera menuju ke rumah Pakde dan Bude. Mereka hanya berbincang sebentar sebelum kembali melaju pulang.


[Sampai di Rumah]

Pukul 17.15 mereka telah sampai di rumah. Alhamdulillah. Ayla sudah gak sabar untuk merebahkan diri di kasur. Punggungnya pegal karena duduk terus di mobil. Tapi sebelum rebahan, dia harus membantu Papa menurunkan barang-barang terlebih dahulu. Kemudian bersih-bersih, sholat Maghrib dan Isya, barulah dia bisa rebahan.

Ayla tidak makan malam karena masih kenyang. Jadi dia hanya ngemil saja. Di rumah banyak cemilan dan makanan seperti kue-kue dan bakpia — oleh-oleh dari Fayra yang baru pulang dari Jogja — jadi Ayla cuma makan itu.

Habis itu, Ayla naik ke kamarnya dan HUPPP! Dengan satu tarikan napas, dia melempar tubuhnya ke atas kasur.

“Aaahhh... nikmatnya rebahan!!”

Sambil rebahan, Ayla seperti biasa bertelepon ria dengan Kak Cakka. Berbincang tentang liburannya di Bandung dan Kak Cakka dengan setia mendengarkan segala celotehan Ayla.

Liburan ke Bandung kali ini memang mungkin tidak bisa dibilang full liburan. Karena dia di Bandung gak ke mana-mana dan sibuk mengurus pindahan adiknya. Tapi tak apa. Suasana di Bandung yang sejuk dan dingin membuat pikiran dan badan kembali fresh. Setelah diterjang banyak peristiwa dan kejadian saat mengajar — yang kadang tidak bisa diprediksi — pergi ke Bandung untuk “mendinginkan” kepala adalah pilihan yang tepat.

Tiga hari ini, Ayla merasa bahagia dan hidupnya terasa tenteram. Waktu istirahat yang sangat tenang. Ayla pun tertidur dengan hati ringan, siap kembali masuk kerja keesokan harinya.

Sunday, June 8, 2025

Bahagia : Hari Kedua di Bandung

Cover Bahagia : Hari Kedua di Bandung

[Rapat Kegiatan Pindahan]

Ayla terbangun di pagi hari jam 5. Tubuhnya masih lelah, jadi setelah salat subuh, dia memutuskan untuk tidur lagi. Kemudian dia baru terbangun pukul 08.00 pagi, saat Papa masuk ke dalam kamar dan membangunkan Hani.
"Pagi ini kita mau ngambil barang-barang Hani lagi ke kos, terus kita drop di sini. Hani bangun ya, terus sarapan," ucap Papa di ambang pintu.
Hani yang tidur di sebelah Ayla terkantuk-kantuk berusaha untuk bangun. Karena Ayla tidak merasa dibangunkan, Ayla kembali terlelap. Tapi tidak lama, Papa kembali membuka pintu kamar dan membangunkan Ayla yang baru saja terlelap kembali, menyuruh Ayla dan Fayra untuk bangun dan sarapan.
Ayla dan Fayra bangun dan berjalan menuju tempat keluarganya berkumpul untuk sarapan. Mereka sarapan di balkon lantai 2, sambil menggelar piknik ala-ala. Menu sarapan hari ini ada bubur ayam, roti bakar, dan juga pisang.
Papa menjelaskan rencana hari itu. Jadi, agenda di hari itu adalah:
  1. Papa, Mama, dan Hani akan ke kos lama Hani untuk mengambil sebagian barang dan menaruhnya di rumah Pakde dan Bude.
  2. Setelah zuhur, Papa, Mama, dan Hani akan mengambil barang-barang yang nantinya akan diperlukan oleh Hani di kos barunya.
  3. Ayla dan Fayra bertugas untuk menghubungi pihak ekspedisi pengiriman barang, karena barang-barang yang ada di rumah Pakde dan Bude akan dikirimkan ke rumah keluarga Ayla.

[Pagi yang Sibuk]

Rencana dadakan, tapi menurut Ayla rencana Papa sangat sistematis dan teratur. Mereka segera bergerak cepat untuk melaksanakan tugas masing-masing.
Setelah sarapan, Papa, Mama, dan Hani langsung pergi menaiki mobil ke kos lama Hani. Ayla dan Fayra langsung mencari kontak ekspedisi pengiriman barang dan meneleponnya untuk request pick up. Pihak ekspedisi akan menjemput barangnya hari ini juga, tapi sekitar jam 2-an.
Satu jam kemudian, Papa, Mama, dan Hani sudah pulang dan semua barang Hani yang akan dikirim sudah datang. Mereka langsung mengemas barang-barang tersebut ke dalam kardus besar bekas kulkas dan mesin cuci. Kardus punya Pakde dan Bude yang diminta oleh keluarga Ayla untuk packing. Untung saja kardus tersebut tidak terpakai dan diperbolehkan untuk digunakan.
Semua barang dimasukkan ke dalam kardus. Papa dan Ayla yang bertugas, sedangkan Mama dan adik-adiknya sedang mandi. Ketika seluruh barang sudah terkemas dengan baik, Fayra dan Mama bertugas untuk menulis detail alamat penerima di kardus, sedangkan Ayla dan Papa mandi.
Badan Ayla yang tadinya banjir keringat menjadi bersih dan segar setelah mandi. Setelah semuanya selesai, Papa, Mama, dan Hani siap untuk berangkat lagi ke kos lama Hani dan membawa sisa barangnya ke kos baru, sedangkan Fayra dan Ayla tinggal di rumah Pakde dan Bude, mengurus pengiriman ke rumah keluarga Ayla.

[Petugas Ekspedisi dan Tidur Siang]

Pukul 13.30, petugas ekspedisi pun datang. Ayla segera keluar dari rumah dan menemui mobil ekspedisi yang hampir nyasar ke rumah sebelah. Dibantu oleh Pakde, mobil van yang digunakan oleh ekspedisi parkir di dalam garasi rumah.
Para petugas dengan cekatan langsung turun dari mobil dan mengangkut barang-barang Hani yang disimpan di salah satu kamar. Ayla sibuk memvideokan proses pengangkutan sebagai cadangan dokumentasi. Demi keamanan saja, takutnya terjadi apa-apa, Ayla masih memegang bukti video. Fayra memfotokan pelat nomor mobil ekspedisi.
Total dari barang-barang Hani adalah dua kardus berukuran jumbo dan juga komponen-komponen meja yang sudah dilepas rakitannya. Dalam 30 menit, proses pengangkutan barang sudah selesai. Ayla membayar DP kepada kurir ekspedisi, lalu sisanya akan ditransfer. Estimasi berat barang kemungkinan 80 kg, tapi bisa jadi lebih berat lagi karena banyak.
Setelah kurir ekspedisi pergi, Ayla dan Fayra segera masuk ke dalam rumah dan mereka akhirnya bisa makan siang. Pakde sudah membelikan makan siang nasi bento. Nikmat banget habis ngurus pindahan, makan bento di siang hari. Ayla dan Fayra makan dengan lahap.
Setelah habis, Ayla menunaikan salat zuhur dan asar lalu memutuskan untuk rebahan. Tidak lama, Ayla terlelap di alam mimpi. Nikmatnya tidur siang di hari libur.
Dulu waktu kecil, kita sering marah kalau disuruh tidur siang. Kalau sekarang, tidur siang adalah rutinitas yang paling dirindukan ketika udah dewasa. Jadi kalau ada kesempatan untuk tidur siang, rasanya Ayla sangat bersyukur.
Bangun-bangun, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 17.15. Sudah hampir magrib dan matahari sudah hampir terbenam. Ayla mengerjap-ngerjapkan mata, menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk. Beberapa menit Ayla telentang di atas kasur, berusaha mengumpulkan nyawa.
Setelah bangun, Ayla melirik ke kasur di sampingnya dan ternyata Fayra juga sedang tidur. Ayla berdiri dari kasur dan ke toilet. Dia pengen mandi, tapi hawanya dingin banget, jadinya dia cuma membersihkan badan ala kadarnya dengan lap.

[Malam Harinya]

Malam ini, Pakde dan Bude akan pulang ke kota tempat mereka tinggal. Karena sebenarnya, di Kota Bandung ini bukan rumah tempat mereka menetap. Hanya rumah warisan keluarga yang masih dirawat dan setiap dua minggu sekali ditempati. Karena keluarga Ayla sedang ada urusan di Kota Bandung, jadinya Pakde dan Bude ke Bandung juga dan mempersilakan keluarga Ayla untuk menginap selama masih mengurus pindahan.
Nah, tapi malam ini mereka harus kembali pulang. Jadinya, karena keluarga Ayla belum selesai urusan pindahannya, Pakde dan Bude menitipkan kunci kepada keluarga Ayla supaya besok bisa dikembalikan.
Tepat sekali, pada saat Pakde dan Bude akan berangkat, Hani, Papa, dan Mama baru saja datang. Mereka masih sempat berpamitan kepada Pakde dan Bude, dan meminta izin untuk menginap lagi semalam karena meskipun urusan pindahannya sudah beres, mereka ingin istirahat dahulu dan baru akan pulang keesokan harinya.
Pakde dan Bude mengizinkan, dan keluarga Ayla ditinggal di rumah mereka di Bandung untuk menginap lagi semalam.
Saat Papa, Mama, dan Hani datang, mereka membawakan makan malam yaitu nasi goreng. Karena Ayla dan Fayra masih kenyang bekas makan siang tadi, dan ternyata Papa, Mama, dan Hani juga baru makan sore, jadinya mereka makan bareng-bareng satu porsi untuk berlima, hahaha.
Selesai makan malam, karena hari ini padat untuk Papa, Mama, dan Hani, mereka memutuskan untuk istirahat dan rebahan. Tapi Hani ternyata masih ada deadline tugas. Jadinya, habis rebahan dan istirahat sebentar — yang mana Hani rebahan dari jam 9 dan baru mulai ngerjain tugas jam 10 — Hani mengerjakan tugas.
Ayla? Dia teleponan dengan Kak Cakka. Menyempatkan untuk mengobrol dan bercengkerama sebentar karena sudah lama mereka tidak saling berbagi cerita.
Menjelang jam 11, Kak Cakka sudah terlelap dan Ayla juga sebentar lagi mulai mengantuk. Tapi tiba-tiba, Hani meminta tolong untuk membantunya memperbaiki proposal skripsi untuk mata kuliah metodologi penelitian.
Ayla yang tadinya sudah mengantuk, tidak tega untuk menolak permintaan Hani, akhirnya dia menyanggupi. Jadilah malam-malam, Hani bimbingan skripsi dengan Ayla, hahaha. Untung saja Ayla belum genap satu tahun lulus kuliah, jadi Ayla masih ingat banget bagaimana penyusunan skripsi itu.
Belum lagi, Ayla mencoba melihat daftar revisi yang diterima Hani dari dosen metopen, dan ternyata revisinya masih revisi dasar. Yah, namanya juga masih proposal.
Jam 12, Hani sudah selesai dan akhirnya, dia bergegas untuk tidur. Sebelum tidur, Hani berterima kasih kepada Ayla karena sudah membantunya revisi. Setelah itu, mereka sama-sama merebahkan diri di kasur dan tak lama mereka terlelap.

Saturday, June 7, 2025

Bahagia : Idul Adha dan Lelahnya Aktivitas di Bandung

Cover Bahagia : Idul Adha dan Lelahnya Aktivitas di Bandung

[Sholat Ied]

Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar!
Suara takbir menggema di seluruh penjuru. Hari ini adalah Hari Raya Idul Adha, hari raya haji dan qurban. Paginya diawali dengan sholat Ied. Ayla terbangun pagi-pagi pukul 05.00 seperti biasa. Sebelum sholat subuh, Ayla memutuskan untuk mandi dulu. Karena nanti pasti akan antre kamar mandinya.
Air hangat mengguyur tubuhnya dan terasa nikmat. Seketika badannya menjadi lebih relaks. Rasa lelah yang menyelimuti langsung luruh bersamaan dengan guyuran air hangat. Tak lama, Ayla selesai mandi dan sholat subuh. Kemudian Ayla bersiap-siap sholat Ied. Keluarganya juga bersiap-siap sholat Ied dan pukul 6 mereka berangkat bersama ke masjid terdekat.
Saat sholat Ied, Ayla bertemu beberapa tetangganya—terutama ibu-ibu—dan yaaa, mereka pastinya menanyakan tentang,
"Ayla udah lulus kuliah belum?"
"Sekarang kerja di mana?"
Dan seputaran itu, hahaha.
Tapi Ayla gak masalah, Ayla tetap menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan sopan. Ayla juga bertemu teman masa kecilnya yang dulu sering bermain bersama waktu kecil. Nadia namanya. Dan karena mereka sudah lama sekali gak ketemu, jadinya agak canggung. Tapi wajar lah ya, gak masalah. Selesai sholat Ied, Ayla dan keluarganya pulang ke rumah.

[Otw ke Bandung]

Setelah ini mereka akan berangkat ke Bandung.
Mereka ke Bandung karena mereka mau membantu adik Ayla yang pertama pindah kost. Jadi Ayla tiga bersaudara dan semuanya cewek. Adiknya yang pertama udah kuliah di Bandung, namanya Hani, dan yang kedua mau masuk SMA, namanya Fayra. Yaaa Ayla anak pertama, hahaha. Hani mau pindah kost dan lokasinya agak jauh, jadi mereka sekeluarga bantuin dia ngangkut barang-barangnya.
Mereka langsung sarapan, dan jam 9 mereka berangkat ke Bandung. Selama perjalanan, lalu lintas agak padat. Mungkin karena musim liburan juga ya. Sepanjang jalan Ayla cuma duduk, scroll TikTok, scroll Instagram, ngelihat pemandangan di luar jendela sambil bengong, tidur, ngemil. Yah, rutinitas yang membosankan.
Mereka sampai di Bandung pukul 12 siang dan karena itu hari Jumat, jadinya papa sholat Jumat dahulu.
Saat menunggu papa sholat Jumat, mereka menghubungi Hani, mengabarkan bahwa mereka sudah sampai. Gak lama, Hani datang menyusul, mereka berkumpul di pelataran masjid karena memang masjidnya lebar, jadi tidak mengganggu mobilitas laki-laki yang mau jumatan. Ayla, Fayra, Hani, serta mama mengobrol banyak hal sambil menunggu papa selesai sholat Jumat.
Hani bercerita tentang kesehariannya kuliah, sekarang dia sudah mendekati semester akhir, jadi dia sudah mulai memikirkan tentang proposal skripsi dan juga sedang persiapan magang. Fayra juga menceritakan tentang pendaftaran SMA-nya. Ayla bercerita tentang kesehariannya menjadi guru.
Selepas papa jumatan, mereka makan siang bersama. Masih di pelataran masjid, mereka sudah membawa bekal dari rumah. Lengkap: nasi, sayur sop, dan lauknya adalah fried chicken. Mereka makan sambil bercengkrama, sekaligus berdiskusi tentang teknis pemindahan barang-barang Hani dari kost-nya ke kost baru.
Tidak semua barang dipindahkan ke kost baru. Sebagian ada yang dititipkan ke rumah kerabat mereka—kebetulan ada yang tinggal di Bandung—jadi mereka minta tolong untuk nitip barang-barang Hani. Sebagian kecil dipindahkan ke kost baru karena kost baru ini jauh, di kabupaten, mendekati tempat magang Hani.
Selesai makan, Ayla dan mama sholat terlebih dahulu. Hani dan Fayra lagi gak sholat. Jadi mereka bertugas membereskan peralatan makan yang tadi dipakai ke dalam mobil. Ayla dan mama sholat dzuhur sekalian ashar di-jama’. Masjid di kampus itu lumayan bagus, tapi sedang ada kegiatan pemotongan hewan kurban, jadi ada beberapa akses jalan yang ditutup. Ya udahlah, gak apa-apa, yang penting masih ada jalan lain.
Selesai sholat, mereka kembali ke mobil dan bergerak menuju tempat kost Hani.

[Mengangkut Barang-barang]

Tempat kost Hani terletak di dalam gang. Papa memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, di depan fotokopian yang sedang tutup. Habis itu mereka beramai-ramai berjalan ke kost Hani. Rencananya nanti Ayla, Fayra, dan papa akan bolak-balik mengangkut barang-barang dari kost ke mobil. Sedangkan Hani dan mama tetap di kost untuk membongkar segala barang yang ada.
Hahaha, siap-siap olahraga deh ini. Sesampainya di kost, ternyata barangnya super duper banyak. Entah apa aja yang Hani checkout semenjak 3 tahun dia kuliah di Bandung ini. Hani cuma cengengesan waktu ketahuan kalau barang-barangnya seabrek.
Acara gotong royong pun dimulai. Hani dan mama mulai membongkar barang-barang, sampai lemari plastik pun ikut dibongkar. Ayla, Fayra, dan papa bolak-balik dari kost ke mobil mengangkut barang-barang. Bayangkan, mereka sampai harus bolak-balik 4x saking banyaknya barang.
Papa sampai komentar,
"Perasaan dulu waktu kamu awal ngekos, kita cuma 2x bolak-balik, pakai mobil kecil pula dulu itu. Kok sekarang bisa lho sampe 4x, belum semua barang keangkut, udah penuh mobilnya."
Hani nyengir tidak berdosa. Ayla tahu dosanya dia, apa aja yang dia checkout. Dasar emang. Tapi Ayla memilih untuk diam. Capek karena 4x bolak-balik dengan jarak yang mungkin hanya beberapa ratus meter tapi ditempuh sambil membawa barang seabrek.
Ayla dan Fayra bahkan sempat ketiduran waktu papa lagi sibuk membongkar meja dan lemari bersama Hani dan mama. Resiko di rumah gak ada anak cowok adalah, jadi anak cewek gak bisa manja, harus mau bantu-bantu buat bongkar pasang atau ngangkut barang karena gak mungkin mereka nyuruh papa semua yang ngerjain.
Sekitar jam 4 sore hampir setengah 5, mereka selesai. Barang-barang Hani belum semuanya dimasukkan mobil karena mobil mereka penuh. Jadi mereka memutuskan untuk di-split, sebagian akan diangkut besok.
Setelah beristirahat beberapa menit, mereka mengabari kerabat mereka kalau mereka akan otw ke rumahnya. Ternyata beliau sedang keluar dan sedang tidak di rumah. Oleh karena itu, akhirnya mereka memutuskan untuk ke mall saja. Mengisi waktu sembari mencari hadiah ulang tahun Hani. Hani besok ulang tahun. Jadi mereka setuju dan langsung berangkat ke Trans Studio Mall.

[Trans Studio Mall & Menginap di Rumah Kerabat]

Sesampainya di Trans Studio Mall, mereka berjalan-jalan. Sekadar cuci mata dan mencari barang yang diinginkan Hani. Hani mengincar salah satu merch Hatsune Miku—seorang idol virtual dari Jepang—yang berkolaborasi dengan salah satu toko aksesori yang terkenal dan itu cuma ada di beberapa cabang aja, salah satunya di Trans Studio Mall.
Tapi sayangnya, ternyata merch tersebut sudah habis. Yahhh, Hani kelihatan kecewa tapi sepertinya dia tidak terlalu membawa hati itu, meskipun dia tetap mencari alternatif mall lain yang ada koleksi merch tersebut. Ada sih, di Summarecon. Tapi mall tersebut jauh, dan mereka gak tahu nih ada waktu ke sana apa nggak.
Karena barang yang dicari Hani gak ada, dan dia gak tertarik buat beli barang lain, akhirnya mereka cuma keliling-keliling mall. Ke toko skincare, toko buku, toko aksesoris, dan sebagainya. Hingga langkah mereka berakhir di foodcourt karena perut mereka sudah lapar.
Mereka keliling-keliling mencari tempat untuk makan. Setelah berdiskusi mau makan apa, mereka memutuskan untuk makan ramen dan sushi, lalu masuk ke salah satu restoran yang menyediakan menu tersebut.
Ayla, Hani, dan mama memesan ramen. Papa masih sibuk mencari tempat memperbaiki remote mobilnya karena mendadak ada kerusakan, jadi papa bilang makannya mau nyusul. Jadi mereka membelikan papa sushi, berhubung Fayra juga kepengen makan sushi. Karena porsinya banyak, jadinya Fayra akan sharing dengan papa.
Ketika makanan sudah datang, ternyata porsi makanannya cukup besar. Terutama ramennya. Ayla memesan spicy cheese ramen, dengan kuah keju yang sedikit pedas. Enak sekali, asinnya keju bercampur dengan rasa pedas yang gak terlalu menggigit. Ayla memang suka sekali dengan keju. Hani juga memesan menu yang sama tapi gak pedas, dia emang gak suka pedas. Kalo mama pesan kari ramen. Fayra dan papa sharing menu sushi isi 10. Ayla mencicipi satu tamago sushinya, enak. Ayla suka rasa telurnya.
Remote mobil papa ternyata tidak rusak, memang habis baterai, tapi kerusakan tersebut ada di komponen mobilnya, yang membuat mobilnya tidak bisa dikunci pakai remote dan harus dikunci manual. Untuk sementara ini papa mengunci mobilnya secara manual dan akan membawanya ke bengkel sepulang dari Bandung.
Pukul 20.00 karena sudah malam, Ayla dan keluarganya memutuskan untuk langsung ke rumah kerabat mereka. Kerabatnya sudah tiba di rumah sejak pukul setengah 7 malam, dan mereja gak enak kalau harus membiarkan kerabatnya menunggu terlalu lama.
Akhirnya dalam beberapa menit menyusuri jalanan kota Bandung yang padat merayap, mereka tiba di rumahnya. Kerabat mereka—Pakde dan Bude—langsung menyambut mereka. Mereka berbasa-basi dahulu sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah, mereka duduk di sofa, mengobrol banyak hal. Terakhir mereka ketemu pas lebaran kemarin, jadi ya sudah beberapa bulan berlalu. Setelah itu mereka menurunkan barang-barang Hani yang akan dititipkan di rumah Pakde dan Bude. Barang-barang itu diletakkan di salah satu kamar yang tidak terpakai.
Langsung aja mereka bekerja sama menurunkan barang-barang tersebut dan menaruhnya di kamar. Pakde menyediakan alas plastik dan ditutup supaya barang-barang itu gak kena debu. Mereka belum tahu nih berapa lama barang-barang itu akan menginap di rumah ini, papa juga masih belum kepikiran rencananya mau gimana. Yang penting aman dulu lah, disimpan di rumah.
Setelah semua urusan selesai dan badan mereka semua capek, jam setengah 10 malam, mereka memutuskan untuk istirahat. Papa dan mama tidur di kamar bawah, Ayla, Hani, dan Fayra tidur bertiga di kamar atas. Di samping kamar yang mereka tempati adalah kamar sepupu mereka—dia lagi tidur.
Karena kasurnya gak cukup, makanya mereka menurunkan satu kasur dari lantai atas dan itu jadi kasur tempat Ayla tidur. Jam 10, urusan per-kamaran sudah selesai dan Ayla serta adik-adik langsung bersiap-siap untuk rebahan. Tubuh ini sangat butuh rebahan di kasur.
Karena di dalam kamar ada kamar mandi, jadinya mereka gak usah keluar kamar lagi untuk bersih-bersih. Mereka bergantian bersih-bersih badan—rasanya badan mereka lengket dan kotor karena berkeringat dan terkena debu dari barang-barang Hani.
Setelah bersih, mereka bersiap untuk tidur. Ayla sambil rebahan sambil menulis cerita Hari Kamis. Hari ini memang capek, tapi Ayla masih merasa senang karena hari ini libur sampai hari Minggu. Ayla bisa beristirahat sejenak dari segala kepenatan dunia mengajar.
Setelah cerita Ayla publish, matanya terasa semakin berat dan tak lama Ayla pun terbuai di alam mimpi.

Friday, June 6, 2025

Bahagia : Kamis yang Tidak Mudah Tetapi Dapat Teratasi

Cover Bahagia : Kamis yang Tidak Mudah Tetapi Dapat Teratasi

[Ke Gocek Libur]

Hari Kamis ini, Ayla sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Semuanya sudah siap, mulai dari tas, pakaian, bahkan ponsel pun sudah ia-charge sampai 100%. Saat sedang bersiap untuk mencabut ponselnya dari charger, tiba-tiba terasa getaran. Ayla membuka layar ponsel, ternyata ada info di grup bahwa hari ini libur. Wahh waahh, untung saja belum berangkat. Ia tertawa ketika melihat informasi itu, di kala dirinya sudah siap dan tinggal otw. Tapi kayaknya itu kesalahan ada pada dirinya sendiri deh, soalnya setelah ia scroll grup, hari Selasa kemarin sudah diumumin kalau hari Kamis ini libur. Cuma dia aja yang kelewatan, hahaha.
Ya udah, akhirnya Ayla mengganti bajunya lagi, menggunakan baju santai. Pengen tidur lagi sih, tapi nanggung, udah jam 8.

[Mengisi Waktu Luang]

Akhirnya dia cuma tidur-tiduran di kasur. Mamanya sedang jalan pagi, jadi di rumah cuma ada Ayla, adiknya, dan asisten rumah tangga. Tahu gitu tadi Ayla ikut mama jalan pagi, karena udah lama banget gak olahraga.
Jam 8-an lebih, mamanya pulang dari jalan pagi. Ayla bercerita kalau ternyata hari ini libur dan dia kelewatan infonya. Jadi nanti dia cuma ngajar di bimbel aja pas siang.
Memutuskan untuk mengisi waktu, Ayla mulai menulis cerita hari Rabu di laptop. Selama ini dia selalu mengetik cerita di ponsel, jadi pengen sesekali mencoba di laptop agar terbiasa. Dulu padahal Ayla suka banget ngetik di laptop, apalagi ngetik cerita. Tapi emang udah lama banget vakum, jadinya kayak kagok aja nulis cerita lagi di laptop. Makanya dia pengen nyoba lagi, nih.
Nah, pas lagi asyik ngetik-ngetik di laptop, ehh laptop Ayla tiba-tiba mati. Emang dasarnya dia gak bisa memperkirakan kapan laptop itu bakal mati, karena pas sebelum mati tuh dia tahu bener kalau persentase baterainya masih 81%. Dan itu belum lama sampai bermenit-menit gitu.
"Arghhh!" gerutunya begitu laptopnya mati. Mana tadi belum disimpan, soalnya Ayla bermaksud langsung nge-post ceritanya di blog tanpa menyimpannya dulu di Ms. Word.
Bete banget! Emang sih ada AutoSave, tapi AutoSave-nya cuma kesimpan setengah cerita, setengahnya lagi kehapus. Dia cepat-cepat memindahkan tulisannya ke chat WhatsApp dan memutuskan untuk menulisnya di ponsel saja. Lalu, Ayla men-charge laptopnya.
Heran, padahal baru satu tahun lalu ganti baterai di tempat servis resmi. Dan setelah dicek battery health serta kWh penggunaan baterainya, itu juga baru berkurang 2.000 kWh dari kapasitas asli. Kenapa sering banget mati di kisaran persentase 70–80% ya?
Masih dengan perasaan dongkol, Ayla mematikan laptopnya dan melanjutkan tulisannya di ponsel. Sebenernya udah gak mood, jadi sempat scroll-scroll TikTok dulu buat balikin suasana hati. Habis itu cuma nulis sedikit karena waktu udah mau menunjukkan pukul 11.00. Waktunya bersiap-siap pergi ke bimbel karena jam 12.30 dia harus udah berangkat.

[Bimbel]

Sesampainya di bimbel, waktu hampir menunjukkan pukul 13.00 dan murid-muridnya sudah datang. Kelas pertama adalah kelas matematika, di mana terdapat 2 orang murid di situ. Kelas masih bisa terkontrol dengan baik. Hingga kelas ke-2 pun semuanya tetap terkendali.
Begitu masuk ke kelas ke-3, nyaris ada drama kecil. Ada seorang murid yang memang sangat sensitif. Jadi, perasaannya mudah "tersentil" dan tidak bisa terlalu ditegasin, kalau enggak dia bakal nangis. Ayla harus sangat berhati-hati dalam memperlakukannya, berusaha untuk bertingkah selembut mungkin. Dan entah kenapa, setiap kali menyentuh anak itu, Ayla merasa merinding. Ia melihat anak itu sebagai sosok yang sangat rapuh dan dikelilingi oleh tembok tinggi yang membatasi dirinya dengan dunia luar. Memang masih bisa berinteraksi dengan teman-temannya, bermain, dan berbicara dengan guru, tapi terlihat seperti menahan diri untuk mempercayai orang lain. Hubungan yang terlihat hanya sebatas antar manusia biasa. Ayla sendiri jujur belum mampu masuk ke "jiwa"-nya, karena dia tahu bahwa anak itu masih belum sepenuhnya mempercayainya.
Hari ini, Ayla nyaris membuatnya menangis lagi hanya karena bertanya:
"Kamu besok mau lihat sapi sama kambing nggak?"
(Kebetulan besok adalah Idul Adha). Dan si anak menangkap pertanyaan itu sebagai perintah untuk melihat sapi dan kambing, padahal dia gak mau. Matanya langsung berkaca-kaca, bibirnya cemberut, dan dia bertanya,
"Emang kenapa aku harus lihat sapi dan kambing?"
Entah trust issue macam apa yang dimiliki anak ini, sampai pertanyaan sesederhana itu bisa ditangkap sebagai hal negatif dan menakutkan.
Tapi syukurlah, kondisi kembali normal dan dia berhasil pulang dengan kondisi hati yang tidak lagi gloomy seperti tadi. Dan kali ini, Ayla selamat. Tidak membuatnya menangis.
Pelajaran terakhir adalah bimbel. Kakak si murid tadi juga merupakan murid bimbelnya. Dia kelas 5. Ayla sering curhat tentang adiknya ke kakaknya, dan si kakak juga sering cerita tentang adiknya. Ayla lihat, hubungan mereka sepertinya tidak begitu baik, tapi ia tahu bahwa mereka saling sayang. Hanya saja, di hati mereka seolah ada “sesuatu” yang membatasi mereka untuk dekat. Ayla gak tahu pasti, tapi setahunya mereka memang bukan berasal dari keluarga yang harmonis.

[Pulang dan Persiapan ke Bandung]

Selesai mengajar bimbel, pukul 17.00 seperti biasa, Ayla pulang. Tadinya dia gak punya ekspektasi apa-apa selain bahwa besok tanggal merah, libur dari Jumat sampai Minggu. Memang sebelumnya ada rencana pergi ke Bandung, tapi Ayla kira tidak jadi karena adiknya—Fayra—bilang tidak mau ikut dan Ayla harus jagain dia di rumah. Fayra baru pulang study tour tadi pagi, dan katanya capek.
Tapi ternyata, sampai di rumah Fayra berubah pikiran. Dia jadi mau ikut ke Bandung. Jadinya, Ayla langsung bersiap-siap. Untungnya, gak butuh waktu lama buat siap-siap. Setelah memastikan semua barang tidak ada yang tertinggal, dia berhasil menutup ranselnya.
Besok juga adalah Hari Raya Idul Adha. Jadi, paginya mereka harus sholat Ied dulu, baru berangkat ke Bandung. Ayla gak bisa tidur terlalu malam, tapi karena malam ini aktivitasnya cukup padat, mau gak mau dia baru sempat melanjutkan tulisannya di malam hari.
Tapi gak papa, Ayla gak keberatan, karena menulis bisa membuat harinya yang tadinya berat terasa lebih ringan. Hari Kamis ini memang tidak mudah, tapi Ayla bersyukur bisa melewati hari itu dengan baik—meskipun bukan yang terbaik. Ia masih bisa mensyukuri bahwa peristiwa sepanjang hari itu tidak ada yang bikin stres. Jadi, Ayla menyimpulkan bahwa hari itu ia lewati dengan bahagia.

Thursday, June 5, 2025

Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H

 


Ayla beserta seluruh keluarga besar dari cerita "Mengeluh & Bahagia" mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H. Taqabbalallahu minna wa minkum.

Bahagia : Rabu yang Padat Tapi Menyenangkan

Cover Bahagia : Rabu yang Padat Tapi Menyenangkan

[Merekap Nilai Raport]

Hari ini Ayla kembali terduduk di meja guru di sekolah. Jadwal hari Rabu sepertinya akan sedikit lebih padat, karena hari ini Ayla harus menyusun nilai matematika untuk raport anak-anak.

Ayla meletakkan tas di samping meja, menanggalkan jaket dan sarung tangan, lalu mengeluarkan buku notes A5 yang selalu ia bawa-bawa ke mana-mana. Buku itu jadi pegangan buat menulis banyak hal, mulai dari mencatat nilai anak-anak, materi, bahan-bahan buat ice breaking, kunci jawaban ulangan, dan lain-lain.

Sambil ngumpulin mood, Ayla buka layar ponsel. Cari hiburan sejenak. Beberapa menit kemudian, Ayla pun mulai fokus ke pekerjaan. Ia sibuk merekap nilai anak-anak: tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian, UTS, sampai UAS. Nilai-nilai ini nantinya akan ia serahkan ke masing-masing wali kelas untuk nilai raport matematika.

Saat ia lagi sibuk ngutak-atik nilai, salah satu rekan guru menegur:

"Ini apa sih, kamu dari tadi ngapain? Banyak angka-angka gini," tanya beliau.

"Oh, ini Bu. Saya lagi ngerekap nilai anak-anak buat raport," jawab Ayla.

"Oalah, nggak usah kayak gitu. Caranya bukan begitu, sini coba Ibu ajarin."

Wah, ini sih tawaran menarik! Sebagai guru baru, Ayla memang butuh tips cepat dan efektif. Selama ini ia hitung manual, cara tradisional yang jelas bikin kerjanya lama. Ternyata, setelah ia coba pakai cara yang diajarkan Bu Guru, bisa mempersingkat waktu! Yang tadinya sejam lebih, sekarang cukup 30–45 menit. Mantap! Pekerjaan selesai sekitar pukul 10.00.

Mumpung ada waktu luang, Ayla lanjut ngetik cerita hari Selasa sambil nyemil kue dan roti yang ia bawa dari rumah.


[Pembagian SKL Kelas 6]

Pukul 10.30, cerita belum selesai ia tulis. Tapi rupanya ada agenda pembagian SKL (Surat Keterangan Lulus) untuk murid kelas 6. Mereka diwajibkan hadir, dan para guru berkumpul di salah satu kelas.

Bapak Kepala Sekolah membuka acara kecil ini dengan menyampaikan banyak pesan. Ayla melihat ada anak-anak yang menangis — mungkin haru, mungkin sedih karena akan berpisah dengan teman-temannya. Raut wajah mereka tampak campur aduk antara lega dan penasaran dengan hasil ujian.

Setelah Pak Kepsek selesai, guru-guru lain menyampaikan kata-kata perpisahan. Ayla bingung harus ngomong apa, jadi ia nggak ikut maju. Malu, takut nanti malah ketawa sendiri di depan anak-anak.

Lanjut ke sesi nyanyi lagu perpisahan (yang, jujur, Ayla lupa judulnya). Ia nggak berani tatap wajah anak-anak karena takut ketawa di momen sakral ini. Jadi ia pura-pura fokus ke lirik lagu yang ditulis di papan tulis.

Pembagian SKL dimulai. Anak-anak dilarang buka amplopnya dulu.

"Dalam hitungan ke-3 baru boleh dibuka ya! 1... 2... 3..."

Langsung suasana berubah. Riuh, senang, ada yang loncat kegirangan, ada yang nangis. Euforia pengumuman kelulusan memang selalu spesial.

Setelah acara selesai, guru-guru balik ke ruang guru, lalu pulang. Di rumah, Ayla cuma makan, sholat, dan bersiap lagi buat ke bimbel.


[Bimbel]

Jam pertama, Ayla ngajar membaca-menulis. Murid cuma dua orang dan dua-duanya cewek. Kelas kondusif, syukurlah.

Jam kedua, Bahasa Inggris. Ada tiga murid yang semuanya ceria dan agak super aktif. Tapi hari ini mereka nggak banyak tingkah, malah ngelucu dan menyenangkan.

Jam ketiga, pelajaran berhitung. Ada murid yang kemarin sempat menangis. Hari ini, dia masih nggak banyak interaksi, tapi suasana kelas cukup cerah karena dua teman lainnya ceria dan membantu membawa suasana.

Jam terakhir, Ayla ngajar matematika kelas 5 dan kelas 3. Di hari Rabu, Ayla harus mengajar sampai pukul 18.00 karena anak kelas 3 itu dijadwalkan sampai jam 6. Ia nggak tahu kenapa orangtuanya pilih jam segitu, tapi ya udah lah, memang sudah bagian dari kontraknya juga.

Waktu cuma tinggal berdua sama anak itu, Ayla ubah metode belajar jadi sambil main. Mereka main “Who is This?” sambil masukin materi penyajian data. Anak itu semangat lagi, bahkan ngerjain tugas juga. Jadi ya senang banget!

Jam 18.00 dia pulang. Harusnya Ayla sholat maghrib dulu, tapi jujur... ia takut sendirian di bimbel. Hawa-nya agak aneh, sepi, gelap. Merinding! Takut setan iya, takut orang jahat apalagi — secara ia cewek juga. Makanya ia buru-buru matiin AC, lampu, kunci pintu, terus ngebut naik motor.


[Obrolan Sama Mama]

Sampai di rumah masih jam 18.30. Masih masuk waktu maghrib. Mamanya juga mau sholat maghrib. Ayla langsung minta berjamaah.

Selesai sholat, mama ngajak ngobrol soal karir. Sepertinya mama mulai mau dengerin tentang mimpinya. Ayla senang banget! Mama mulai nanya-nanya soal dunia tulis-menulis, dan Ayla jelasin dengan semangat. Semoga lama-lama, orangtuanya bisa mengerti dan mendukung bidang yang ia cintai ini.

Tak terasa sudah adzan Isya. Mereka sholat, makan malam, lalu Ayla ngurus kucing dan hamster. Setelah itu, bersih-bersih dan siap-siap tidur.


[Akhir Cerita]

Sambil tiduran Ayla sempat berbincang dengan Kak Cakka. Kondisi badan Kak Cakka masih lemas, dan masih terasa demam. Tapi dia bilang kalau dia baik-baik saja. Semoga saja memang tidak parah. Mereka mengobrol tentang apa saja yang sudah mereka lalui hari ini. Kak Cakka juga bercerita mengenai kesibukannya bekerja, jadwalnya juga sedang padat. Tapi mereka senang karena mereka mengakhiri hari-hari mereka yang padat dengan saling bertukar cerita, terkadang menertawakan apa yang terjadi tadi, terkadang berkeluh-kesah jika mendapati kejadian yang kurang mengenakkan selama bekerja, terkadang saling meminta saran dan saling membantu, mengapresiasi apa yang sudah mereka lewati hari ini dan saling menyemangati untuk hari esok.

Mereka menutup telepon sekitar pukul 22.30. Tapi karena Ayla harus upload cerita hari Selasa, ia lembur sampai pukul 23.30. Walaupun capek, ia tetap bahagia.


Hari ini memang padat, tapi semuanya berjalan lancar. Jadi Ayla simpulkan, Rabu ini adalah hari yang menyenangkan.

Wednesday, June 4, 2025

Bahagia : Kelas Cenderung Kondusif dan Drama Kucing

Cover Bahagia : Kelas Cenderung Kondusif dan Drama Kucing

[Ulangan Susulan di Sekolah]

Sebentar lagi libur!

Sebentar lagi libur!

Ayla menyemangati dirinya sendiri sambil mengusap-usap mata. Pukul 5 pagi, Ayla meraih ponsel yang tergeletak di nakas samping kasur, menghela napas panjang, lalu membalikkan tubuh dan menatap langit-langit.

Kemarin memang gak buruk-buruk amat sih, cuma... tetap aja ada rasa sedih yang nggak bisa Ayla tolak. Sedih karena merasa punya hati yang keras, dan nggak bisa memahami perasaan orang lain — terutama anak-anak.

Dulu juga pernah kayak gini. Ada murid yang nangis, dan Ayla bingung banget harus ngapain. Cuma bisa elus pundaknya atau ngasih pelukan yang super canggung. Kata-kata penenang? Susah banget keluar dari mulutnya. Pujian tulus? Tertahan di tenggorokan. Rasanya ada dinding transparan yang bikin semua niat baik itu mentok. Ayla merasa udah berusaha bicara, tapi kalimatnya sering belibet dan acak-acakan. Akibatnya? Cuma dua kemungkinan: anak gak paham, atau justru tersinggung dan tambah sedih. Selalu begitu.

Ayla terduduk dengan pandangan kosong. Bagaimana perasaan orang tua anak-anak itu kalau tahu mereka menitipkan anaknya ke guru berhati keras seperti Ayla?

Sambil bersiap-siap untuk berangkat, Ayla mencoba mengulang-ulang kalimat positif dalam hati — kalimat-kalimat yang ingin ia sampaikan nanti ke murid-murid. Kadang juga Ayla belajar dari TikTok tentang parenting, psikologi anak, dan semacamnya. Tapi begitu diterapkan di lapangan... rasanya susah banget.

Sesampainya di sekolah, Ayla meletakkan tas di samping bangku, melepas jaket dan sarung tangan, lalu duduk. Ia membuka ponsel, berniat melanjutkan menulis cerita hari sebelumnya. Pukul 08.15, jadwal susulan dimulai. Salah satu murid kelas 5 yang sempat absen karena ada berita duka akan mengikuti ulangan susulan.

Anak itu memang bukan tipe yang banyak tingkah. Ayla pun menemaninya selama mengerjakan. Pukul 09.20 ulangan selesai. Ayla langsung memeriksa hasilnya supaya bisa segera masuk ke buku nilai. Setelah itu, waktunya digunakan untuk melanjutkan nulis cerita hari Senin.


[Mengambil Kucing]

Pukul 11.00, kegiatan belajar mengajar usai. Ayla memutuskan pulang dulu sebelum ke bimbel. Tadi pagi, Mama sempat chat, minta tolong ditemani ngambil kucing yang sedang "dititipkan" di rumah temannya Mama. Rencananya sih kucing betina Ayla mau dikawinkan, tapi ternyata malah stress.

Kucing itu memang penakut dan nggak terbiasa sama orang baru, bahkan sama Ayla dan keluarga aja kadang masih suka ngumpet di bawah kursi. Jadi kebayang kan, ditaruh di tempat baru dan disuruh adaptasi cepat? Hasilnya: mogok makan dan minum. Daripada kenapa-kenapa, mending dibawa pulang.

Proses pengambilan kucingnya sedikit dramatis. Si kucing sempat hissing dan nyaris mencakar. Tapi akhirnya, setelah dipanggil namanya pelan-pelan dan dibujuk dengan kata-kata manis kayak "anak cantik, baik, pinter", dia luluh juga dan mau masuk kandang.

Ayla percaya, kucing tuh paham kok kalau kita nggak niat nyakitin. Mereka kayak anak kecil yang nggak bisa ngomong tapi ngerti perasaan.

Setelah berhasil dimasukin ke kandang, Ayla dan Mama pamit dan pulang. Ayla yang nyetir motor, Mama yang pegang kandangnya. Sesampainya di rumah, pintu kandang dibuka dan si kucing langsung lari ke cat room. Alhamdulillah, dia udah mulai makan dan minum lagi.


[Mini Drama di Bimbel]

Proses evakuasi kucing memakan waktu sekitar 30 menit. Ayla sampai rumah sekitar pukul 11.40 dan belum makan siang. Langsung deh makan, sholat Dzuhur, touch up makeup, lalu berangkat ke bimbel sebelum jam 13.00.

Begitu sampai di bimbel, anak-anak udah pada datang. Ayla masuk ke kelas bersama dua murid. Kelas pertama: berhitung. Kondusif banget. Mereka belajar sambil main pakai media dari kardus, dan anak-anak antusias.

Pelajaran kedua: Bahasa Inggris. Juga lancar.

Pelajaran ketiga: membaca-menulis.

Nah, disinilah murid Ayla yang kemarin nangis, kembali nangis. Ayla nggak tahu pasti kenapa, tapi sepertinya mood-nya memang sedang nggak stabil. Mungkin ada masalah, atau lagi sensitif aja. Tadi bahkan dia sempat tidur di kelas. Ayla juga gak berani bangunin keras-keras, takut kejadian kemarin keulang.

Akhirnya Ayla ajak dia main bareng temannya, biar gak ngantuk, tapi dengan tegas dia bilang:

"NO!"

Ya udah. Daripada maksa terus malah makin sedih. Tapi setelah pelajaran selesai, dia harus dibangunin karena ruangan mau dipakai kelas lain. Dan... yap, dia nangis lagi. Padahal yang bangunin itu kakaknya sendiri. Akhirnya dia ditenangin sama penjemputnya.


[Pulang]

Tapi ya udahlah. Hari ini mood Ayla lagi bagus. Jadi gak terlalu kebawa pikiran soal drama kecil di kelas. Ayla tetap ngajar kelas selanjutnya dengan baik. Pukul 17.00 kelas selesai dan Ayla pulang.

Sampai rumah, Ayla langsung makan, sholat, ngurusin kucing dan hamster, minum madu, cuci muka, gosok gigi, dan rebahan.

Hari ini, Ayla juga dapat kabar kalau Kak Cakka lagi sakit, jadi dia tidur duluan. Ayla pun gak lama, ikut tidur juga. Hari ini berlalu dengan bahagia. Lancar. Dan dramanya? Nggak melelahkan.

Tuesday, June 3, 2025

Mengeluh : Dinamika Anak-anak yang Simple tapi Rumit

Cover Mengeluh : Dinamika Anak-anak yang Simple tapi Rumit

[Di Sekolah]

Hari Senin pun tiba. Ayla bangun di pagi hari, melakukan rutinitas seperti biasa. Bersiap-siap untuk pergi bekerja. Pekan ulangan di sekolah sudah selesai, seluruh soal ulangan sudah diperiksa dan dinilai. Tinggal menentukan nilai rapor dan beberapa ulangan susulan bagi anak-anak yang tidak masuk kemarin. Jadinya Ayla bisa lebih santai. Hari-hari di sekolah Ayla lalui dengan enjoy. Ayla sibuk menulis cerita. Iya, sekarang kegiatan menulis ceritanya dipindahkan ke siang hari. Pokoknya dikala gabut, Ayla akan menyicil nulis, biar tidurnya gak terlalu malam. Karena Ayla udah komitmen mau nulis setiap hari, maka dia juga harus berusaha mengatur waktu.

Sambil sibuk menulis, Ayla mendengarkan dan sesekali ikut nimbrung saat rekan-rekan bapak dan ibu guru mengobrol. Tapi memang Ayla biasanya lebih banyak diam aja sih. Terus Ayla dapat kabar kalau salah satu muridnya akan susulan besok. Oke, gapapa, gas aja. Gak kerasa, kegiatan di sekolah hari itu udah selesai. Jam 11, Ayla memutuskan buat balik dulu ke rumah, rebahan bentar (emang kaum-kaum rebahan).


[Pergi ke Bimbel]

Ayla cuma bisa rebahan sebentar karena jam 12.30 udah harus berangkat lagi. Habis rebahan, Ayla makan siang, sholat Dzuhur, touch up makeup, dan langsung berangkat lagi ke bimbel.

Sampai di bimbel, ternyata anak-anak muridnya udah pada datang, tinggal sisa satu aja. Pelajaran pertama adalah kelas membaca-menulis. Semua berjalan lancar. Kelas kedua adalah matematika, dan matematika itu juga berjalan lancar.

Kelas ketiga juga matematika, di mana di kelas ketiga ini mulai ada konflik dengan murid. Ada murid yang memang anaknya sulit banget dipahami perasaannya karena dia pendiam. Kadang-kadang dia bisa nangis tanpa Ayla tahu apa yang sebenarnya terjadi. Pas ditanya, dia diam aja, gak mau ngomong. Jadi Ayla bener-bener bingung kalau dia udah diam seribu bahasa dan malah nangis.

Ayla gak tahu salahnya apa. Awalnya dikira anak itu gak enak badan karena pas dipegang, badannya anget. Tapi ternyata bukan. Ayla gak tahu harus gimana. Apalagi di kelas itu ada anak yang luar biasa aktif, yang seneng banget teriak-teriak dan jalan-jalan ke sana kemari. Ayla harus bisa membagi perhatian antara anak yang aktif itu dengan anak-anak lainnya dan itu sangat sulit. Karena kalau gak diperhatiin, si anak super aktif itu benar-benar akan berulah dan membuat keributan. Kelas itu bikin Ayla pusing tujuh keliling.

Sepertinya dari anak-anaknya juga gak cocok disatuin, karena tiga anak pendiam vs satu anak hiperaktif... anak-anak pendiam pasti juga gak suka disatuin sama anak yang berisik dan pasti akan mempengaruhi mood mereka.

Anak itu benar-benar gak mau dipegang, gak mau ngomong sama Ayla, gak mau deh interaksi. Ayla agak kesel, akhirnya dia diemin aja. Terserah mau apa, Ayla gak paham sama perasaannya. Akhirnya kelas tetap dilanjutkan sampai selesai, sampai si anak akhirnya dibimbing Bu Ustadzah buat ikut kelas ngaji, karena memang setelah kelas Ayla itu, mereka lanjut kelas ngaji.

Jeleknya Ayla, dia gak bisa banget buat ngerti perasaan anak. Ayla ngerasa, dia gak bisa punya koneksi batin sama mereka. Gak bisa punya perasaan menyayangi dengan penuh kelembutan. Dan gak bisa bohong juga, kadang Ayla gak bisa pura-pura untuk selalu keliatan ceria dan positive vibes.

Ada kalanya Ayla lelah menghadapi dunia anak yang dinamis dan sering berganti-ganti mood-nya. Rasanya kayak… dia emang gak cocok sama dunia ini. Gak cuma capek fisik, tapi juga capek batin.


[Pulang]

Akhirnya bimbel selesai pukul 17.00. Ayla langsung sholat Ashar lalu pulang ke rumah. Pengen cepet-cepet ketemu kasur. Sampai ke rumah pas adzan Maghrib. Habis sholat Maghrib, Ayla langsung rebahan dengan nikmat. Sambil rebahan, pikirannya melayang ke segala tingkah laku anak-anak yang tidak dimengerti.

Apa wajar seorang guru gak bisa mengatasi muridnya?

Apa wajar seorang guru gak ngerti sama muridnya?


Berkali-kali Ayla merasa kalau dia gak pantes di bidang ini. Merasa udah berusaha, tapi hasilnya selalu bukan yang terbaik.

Monday, June 2, 2025

Bahagia : Me Time and This is Sundaaayy!!!

[Hibernasi]

Ayla terbangun untuk sholat subuh pukul 5 pagi. Hari ini… saaaaangattt melegakan karena ini hari Minggu. Finally! Ayla bisa bebas dan istirahat dengan tenang. Jadinya, habis sholat, Ayla langsung rebahan lagi di kasur. Nikmat banget rasanya.

Jam 7 pagi, Ayla malah ketiduran lagi. Rasanya udah kayak hibernasi. Kalau lagi capek, apalagi capek mental, Ayla bisa tidur lama banget. Ia baru bangun jam setengah 11, dan perutnya udah berontak minta makan. Ayla pun mencomot roti dari kulkas, walaupun dingin, tapi nggak apa-apa deh, buat ganjel perut sebelum makan siang.

Habis itu, balik lagi ke kamar. Aaahhh… nikmatnya Minggu. Ayla bener-bener bersyukur bisa punya hari ini.

Gak lama, Kak Cakka kirim pesan ngajakin mabar Minecraft. Ayla langsung semangat dan tanpa pikir panjang mereka udah tenggelam di dunia Minecraft, main mode survival karena lagi pengen tanding-tandingan. Apalagi, mereka baru nemu portal Nether World yang tadinya terbengkalai tapi berhasil mereka perbaiki.

Lagi seru-serunya main, tiba-tiba mama ngajak ngobrol.

[Obrolan Karir Bareng Mama]

Mama mulai bahas soal karir ke depannya. Ayla gak bisa banyak komentar sih, takut disangka gak paham maksud mama. Tapi intinya, mama pengen Ayla tetap stay di pekerjaan jadi guru.

Ayla tarik napas. Lelah. Ia paham kok maksud mama. Ia juga gak serta-merta mau ninggalin pekerjaan ini. Ayla tahu, jadi guru tuh juga proses — buat ngembangin public speaking, kendali kelas, empati, dan kasih sayang ke anak-anak. Gak ada sisi negatif dari profesi ini, Ayla juga ngerti.

Tapi Ayla juga butuh ruang. Butuh waktu buat berkembangin skill yang ia suka, kayak menulis, copywriting, bikin caption media sosial, dan banyak lagi. Sejak SMA Ayla udah jalanin jurusan yang bukan passion-nya. Sekarang, ia cuma pengen bisa explore dunia yang ia cintai.

Ayla gak bilang mau keluar sekarang juga. Ia cuma pengen rutinitasnya bisa balance. Kalau terus-terusan ngelakuin yang gak ia suka, rasanya kayak dicekik pelan-pelan. Ia cuma pengen punya waktu buat belajar, nulis, dan berkembang.

Obrolan dengan mama akhirnya ditutup dengan ajakan jalan-jalan keluar. Tapi Ayla tolak. Ia lebih pengen sendiri, menikmati hari Minggu dengan caranya. Dan minggu ini Ayla udah punya rencana: me time ke salon.

[Me Time ke Salon]

Rencana awalnya sih, Ayla mau ke salon jam 2. Tapi nanggung. Jadi ia putuskan otw-nya habis Ashar aja.

Salon yang dituju ada di depan kompleks. Udah lama buka, katanya recommended juga. Begitu sampai... rame banget. Hairstylist-nya semua lagi kerja. Gak ada satu pun yang standby di resepsionis.

Salah satu pegawai nanya Ayla mau treatment apa. Ia bilang creambath, terus disuruh isi nama dan jenis treatment-nya di kertas. Habis itu, nunggu.

Di kursi tunggu, Ayla perhatiin mbak-mbak salonnya kerja. Ada yang nyatok, nyalonin anak kecil, sampai massage pelanggan. Anak kecil di sebelahnya ternyata mau potong rambut dan keramas. Salut sih, sejak dini udah kenal self-care.

Dulu, pas kecil, Ayla gak pernah ke salon. Bahkan sampai kuliah. Potong rambut selalu sama papa. Tapi nggak apa-apa. Justru momen itu jadi waktu ngobrol paling intens Ayla sama papa.

Jam 16.30 akhirnya Ayla dipanggil.

Dari awal ia sengaja gak keramas dari rumah, jadi begitu dikeramasin... beuh, segernya bukan main. Apalagi pas creambath, kepalanya dilumuri hairmask aloe vera campur ginseng, adem banget, wanginya calming banget. Terus dipijat-pijat... wah, rasa cenat-cenut dan penat di kepala langsung ilang.

Selama satu jam Ayla dimanjakan dengan pijatan di kepala, leher, pundak, dan punggung. Mbaknya jago banget. Bintang 5 lah ⭐⭐⭐⭐⭐. Ia juga sempet ambil beberapa foto — buat arsip pribadi, bukan buat dipamerin.

Jam 17.45, creambath selesai. Setelah dibilas dan rambut dikeringin, Ayla langsung bayar dan keluar. Kepala rasanya enteng, rambut halus, badan fresh. Mood-nya? Naik drastis!

Cewek emang gitu ya... kalau lagi ngerasa cantik, mood-nya bisa langsung membaik. Jadi buat cowok-cowok di luar sana: bikin pasangan kalian cantik, biar gak tantrum 😌

[Penutup Hari Minggu]

Sesampainya di rumah, Ayla lanjut rutinitas malam. Sebelum tidur, ia nyempetin main game dulu. Penutup yang pas buat hari Minggu yang menyenangkan.

Besok Senin. Artinya, ia harus balik kerja. Tapi mood-nya udah kebentuk dari sekarang. Me time hari ini benar-benar menyelamatkan. Rasanya Ayla siap.

Semangat buat hari Senin!

Sunday, June 1, 2025

Bahagia : Sabtu Produktif

Cover Bahagia : Sabtu Produktif

[Memulai Hari Sabtu]

Ayla terbangun keesokan harinya, pukul 5.00 seperti biasa. Bersiap-siap memulai rutinitas mengajar. Kalau hari Sabtu, bimbel masuk jam 8, jadi tetap harus bangun pagi dan bersiap-siap. Cuma memang di hari Sabtu ini pulangnya jam 12. Jadi bisa langsung istirahat setelahnya.
Ayla pun langsung bangkit dari tempat tidur. Sepertinya lain kali ia nggak boleh tidur larut malam lagi. Harus bisa cari waktu yang tepat buat nulis, mungkin bisa diselip-selipkan di tengah kegiatan. Karena baru seminggu nulis aja, jadwalnya udah terasa padat banget.
Singkat cerita, Ayla sampai di bimbel. Hari ini cukup banyak anak-anak yang kelas pengganti karena nggak hadir di hari sebelumnya. Jadinya ketambahan ngajarin mereka di hari Sabtu ini, padahal harusnya muridnya yang benar-benar kelas hari ini tuh cuma dua. Tapi is okay, dijalanin aja.
Kadang, untuk ngelakuin sesuatu yang nggak disukai, cukup jangan dipikirin aja dan itu akan terlewati begitu saja. Nggak usah pusing sama caranya, nggak usah pusing sama hasilnya. Intinya, Ayla cuma pengen survive dari kegiatan itu. Kalau udah nggak suka, terus ditambah kepikiran pengen hasil yang terbaik, jadinya malah semakin stres. Jadi ya udah, let it flow aja, apapun yang terjadi tinggal lewatin aja. Toh waktu juga nggak akan berhenti dan kita nggak akan stuck di kejadian yang sama selamanya. Kalau ini udah selesai, tinggal lakuin hal yang disuka sebagai pelampiasan. Sejak kemarin Ayla merenung, dan hal seperti itu lah yang ia dapatkan. Kalau ada yang merasa pendapatnya salah, ya terserah. Ia nggak peduli.
Jadwal ngajarnya cuma sampai jam 11. Tapi sisa waktu di bimbel Ayla pakai buat beres-beres ruangan dan nempelin hasil karya anak-anak di dinding. Memang suka ngasih apresiasi kecil ke mereka dengan cara itu. Senang rasanya lihat mereka bangga sama dirinya sendiri waktu liat hasil kerja mereka dipajang. Setelah itu, Ayla pulang di jam 12. Tapi sebelumnya sholat Dzuhur dulu di bimbel biar sampai rumah bisa langsung tidur. Tubuhnya udah sangat lelah.

[Pulang dan Istirahat]

Sesampainya di rumah, Ayla langsung tidur. Belum makan siang sih, tapi perutnya masih kenyang gara-gara makan bekal kue di bimbel. Jadi diputuskan makan siang di sore hari (jadinya makan siang atau sore?).
Selama tidur, benar-benar nggak sadar bahkan nggak merasa mimpi. Mungkin karena saking capeknya.
Bangun-bangun, melihat jam sudah pukul 16.15. Tidur dari sekitar jam 1 kurang, berarti udah 3 jam 30 menit. Tapi habis itu, badan rasanya jauh lebih enteng.
Ayla berguling-guling dulu di kasur sejenak, malas beranjak. Menunggu sekitar 15 menit, menikmati sisa waktu di kasur, lalu bangun. Perutnya keroncongan dan belum sholat Ashar. Jadi mau nggak mau harus bangun. Begitu bangun, langsung sholat dan menyantap ikan lele goreng dengan nikmat. Rasanya badan jauh lebih enakan. Kemarin-kemarin rasanya capek dan berat. Sambil makan, Ayla santai menonton YouTube.

[Mengoreksi Soal Ulangan]

Selesai makan, pekerjaannya belum sepenuhnya selesai. Masih harus memeriksa hasil ulangan anak-anak kelas 4 dan 5. Jadi langsung naik ke lantai atas ke kamar buat mengoreksi.
Tapi sampai di atas… namanya manusia cuma bisa berencana, sisanya tergantung takdir Tuhan (alesan aja 🤗). Ayla cuma kuat memeriksa tiga anak, habis itu balik rebahan dan nunggu sampai Maghrib buat lanjut lagi.
Habis Maghrib dan tentunya sholat dulu, mulai ada mood buat ngoreksi. Segera fokus ke koreksian. Rencananya mau ngebut malam ini, biar hari Minggu besok udah nggak ada tanggungan kerjaan dan bisa rebahan dengan nikmat.
Menjelang jam 8, Kak Cakka ikut join ngerjain lemburan. Jadi malam minggu ini benar-benar full ngelembur. Mereka asyik berbincang lewat telepon sambil ngerjain kerjaan masing-masing.
Jam setengah 11, mereka sama-sama selesai lembur. Berbincang sejenak sambil mengistirahatkan otak dan badan. 15 menit kemudian, langsung bersiap-siap untuk tidur.
Pukul 12, Ayla baru bisa tertidur. Seperti biasa, jeda 1 jam dari sejak rebahan baru bisa tidur. Hari ini adalah hari yang lumayan produktif, tapi juga waktunya buat istirahat.

Sejak hari itu juga, Ayla mulai memikirkan untuk mengganti jadwal menulis agar nggak tidur kemalaman lagi. Semoga aja bisa balik menyesuaikan jadwal dengan rutinitas yang ada.