Tuesday, June 10, 2025

Bahagia : Hari Pertama Mengajar Kembali Setelah Liburan

Cover Bahagia : Hari Pertama Mengajar Kembali Setelah Liburan

[Bangun Tidur dan Persiapan ke Bimbel]

Ayla terbangun pagi-pagi. Seharusnya ini masih tanggal merah cuti bersama. Sekolah masih libur, tetapi bimbel sudah masuk kembali. Ayla hanya bangun untuk melaksanakan salat subuh, setelah itu dia kembali tidur sampai sekitar pukul setengah 9. Waktu untuk bersiap-siap ke bimbel masih lama, jadi Ayla tidur-tiduran di kasur sambil scroll sosmed.
Pagi ini, Ayla ingin menikmati waktu istirahat sejenak sebelum akhirnya berangkat mengajar kembali. Tapi kemudian Ayla teringat kalau dia belum membereskan baju-bajunya yang sudah disetrika. Baju-baju itu sudah menggunung dan besok sudah ada setrikaan lagi. Dengan malas, Ayla bangkit berdiri, menghampiri tumpukan baju-baju tersebut dan memasukkannya ke dalam lemari. Tentu saja meskipun Ayla malas, dia tetap menata lemarinya supaya tetap rapi.
Tak butuh waktu lama, dia sudah selesai dan perutnya berbunyi, pertanda bahwa dia lapar. Sebenarnya Ayla pengen nanti aja makannya karena nanggung, jam setengah 11 dia persiapan ke bimbel dan ini sudah jam setengah 10. Tapi untuk mengganjal perut, Ayla memakan satu buah bakpia.
Hari Senin ini, Ayla bersyukur karena diringankan pekerjaannya karena sekolah masih libur. Jadi Ayla bisa sedikit lebih lama beristirahat setelah aktivitas di Bandung.
Pukul setengah 11, Ayla mulai bersiap-siap untuk berangkat ke bimbel. Ayla makan — orang-orang biasa menyebutnya brunch atau breakfast and lunch —, mandi, dan berdandan. Kemudian salat dzuhur dan dia sudah siap untuk berangkat ke bimbel. Ayla berangkat ke bimbel dengan mengendarai motor dan dia biasa menempuh waktu sekitar 20–30 menit. Lumayan jauh karena rumah Ayla di kota, sedangkan bimbel terletak di kabupaten. Tapi itu bukan masalah sih bagi Ayla.

[Kegiatan yang Menyenangkan di Bimbel]

Kegiatan di bimbel dimulai dari kelas calistung atau membaca-menulis. Ayla memberikan lembar mewarnai untuk anak sebagai ice breaking agar mereka tidak jenuh belajar. Kelas calistung hari ini hanya 2 orang karena 1 murid sedang izin. Kelas berjalan dengan lancar.
Kelas ke-2 adalah kelas berhitung. Ayla juga tidak kesulitan menangani kelas ke-2 dengan jumlah murid 3 orang ini.
Kelas ke-3, Ayla baru kepikiran untuk melakukan games dengan anak-anak. Jadinya Ayla mengambil properti games yang sudah ada di bimbel. Properti tersebut banyak dibuat oleh Kak Dhita dan Kak Vio, dan Ayla mengakui kalau mereka sangat kreatif dalam menciptakan properti belajar anak-anak.
Ayla memainkan games dengan kancing-kancing yang diletakkan sesuai dengan warna pada papan laminating. Setiap murid baru diperbolehkan mengambil kancing setelah menyerahkan “tiket” yang berisi jawaban dari pertanyaan yang diajukan, dan jawaban tersebut harus benar. Jika salah, mereka harus memperbaikinya.
Biar seru, ketika mengambil kancing, mereka diberikan sedikit tantangan seperti:
  • mengambil kancing dengan mata tertutup,
  • menebak kancing yang benar dalam genggaman tangan Ayla,
  • mengingat posisi kancing yang diacak-acak.
Anak-anak bermain dengan seru.
Meskipun ada 1 orang yang tidak ikut bermain dan dia memilih untuk asyik mewarnai, tapi terkadang, Ayla mengikutsertakan anak itu dalam menebak warna atau meletakkan kancing. Yang penting anak itu tidak menangis saja Ayla sudah bersyukur. Anak itu bisa dibilang berinteraksi dengan cukup ceria bersama teman-temannya, meskipun memang tidak bisa dipaksakan untuk berhitung.
Kelas ke-4 adalah bimbel. Hari ini bimbelnya berbeda pelajaran karena satu murid ada yang sedang ujian akhir semester dan murid satunya lagi hanya mengambil program bimbel matematika. Jadi ulangan nggak ulangan ya dia cuma bisa belajar matematika di bimbelnya.

Kelas hari ini berjalan dengan cukup lancar dan Ayla bersyukur.
Selepas kelas bimbel, karena jam sudah menunjukkan pukul 17.00, Ayla bersiap untuk pulang. Tapi ternyata, di bawah ada semangkuk bakso. Wahhh! Rupanya Bu Ustadzah, yang mengajar kelas mengaji, membawakan bakso yang dibuat sendiri. Asyikkk!
Mata Ayla langsung berbinar-binar melihat semangkuk bakso yang menggiurkan. Sebelum pulang, Ayla menyempatkan untuk makan dulu. Apalagi di bimbel ada sedikit nasi, jadi Ayla sekalian makan malam deh. Biar nanti malam gak makan malam lagi.
Dan soal rasa baksonya, Ayla mengacungi dua jempol karena enak banget! Habis makan, Ayla masih nyempetin buat salat ashar dulu, baru habis itu pulang deh!

[Pulang dan Istirahat]

Sesampainya di rumah, Ayla langsung salat maghrib terus rebahan. Gak sadar ternyata dia ketiduran dan bangun-bangun udah mau jam setengah 9. Untung tadi udah makan malam, jadi Ayla tinggal persiapan tidur, ngasih makan kucing-kucing, terus rebahan deh!
Sambil nunggu ngantuk, seperti biasa Ayla bertelepon dengan Kak Cakka. Kak Cakka bercerita kalau besok ibunya akan datang dan untuk menjaga adab dengan ibunya, mereka memutuskan untuk tidak teleponan dahulu ketika malam. Ayla gak keberatan.
Ayla gak pernah keberatan kalau Kak Cakka sedang berbakti kepada ibunya. Itu adalah sesuatu yang baik, dan kita sebagai anak memang harus berbakti kepada kedua orang tua. Jadi Ayla tidak masalah dengan hal itu.
Sambil bercengkrama, rupanya Kak Cakka sambil ngerjain lemburan kerjaan. Ayla lagi gak ada lemburan, jadi Ayla cuma nemenin Kak Cakka aja.
Jam 11, Ayla udah ngantuk. Akhirnya Ayla pun tertidur lelap, bersiap untuk menyambut esok hari.

Monday, June 9, 2025

Bahagia : Hari Terakhir di Bandung dan OTW Pulang

Cover Bahagia : Hari Terakhir di Bandung dan OTW Pulang

[Persiapan Pulang]

Ayla dan adik-adiknya dibangunkan keesokan harinya pukul 09.00. Hari ini adalah hari Minggu, dan itu berarti hari terakhir mereka di Bandung. Papa membangunkan anak-anaknya dan mengajak untuk sarapan. Sarapan kali ini adalah brownies gulung dan nasi goreng sisa semalam. Gak apa-apa lah makanan seadanya, yang penting harus habis dan gak bersisa karena gak mungkin mereka ninggalin makanan di rumah Pakde dan Bude. Seperti tadi malam, mereka makan nasi goreng satu porsi untuk lima orang. Bukan karena gak bisa beli lagi, tapi karena emang porsinya banyak banget. Dan mereka gak biasa sarapan banyak-banyak. Malah biasanya, Ayla dan keluarganya hanya sarapan roti dan susu.

Selesai sarapan, mereka bergantian bersiap-siap. Hani mandi duluan. Ayla dan Fayra membereskan barang-barang, menyapu kamar, mencuci piring, mengunci semua jendela—memastikan bahwa semua aman dan bersih sebelum ditinggal. Setelah Hani, Fayra mandi. Ayla mengisi waktu luang dengan mengetik cerita hari Sabtu. Pukul setengah 11 semua sudah selesai mandi dan pukul 11.00 mereka berangkat. Mereka tidak langsung pulang, tetapi mampir dulu untuk singgah ke rumah "asli" Pakde dan Bude. Disebut rumah "asli" karena rumah itu adalah tempat Pakde dan Bude tinggal menetap. Kalau rumah yang di Bandung tadi hanya rumah warisan. Mereka mampir ke rumah Pakde, bermaksud untuk mengembalikan kunci. Papa berkata ke Ayla,

"Ayla, coba tolong kamu chat Pakde. Kita mau mampir buat balikin kunci, habis itu mau sekalian ngajak Pakde dan keluarga buat makan bareng, perayaan ulang tahun Hani. Kira-kira pada bisa nggak?"

"Ohh iya, Pa. Coba Ayla chat dulu ya," jawab Ayla sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan mengetikkan pesan untuk Pakde.

Beberapa menit kemudian, Pakde membalas pesan tersebut. Isinya adalah permintaan maaf tidak bisa ikut karena sedang ada urusan lain. Untuk kunci, minta tolong dititipkan kepada satpam saja. Ayla segera memberitahukan isi pesan dari Pakde kepada Papa.

"Oh ya udah kalau gitu, kita makan dulu aja di sekitaran situ," ucap Papa.

Ayla mengangguk kemudian mematikan layar ponselnya.


[Mampir Makan Siang dan Mengembalikan Kunci]

Perjalanan dari Bandung hingga ke kota Pakde memakan waktu sekitar dua hingga dua setengah jam. Rutinitas perjalanan yang membosankan kembali terulang—bengong sambil melihat pemandangan di luar jendela yang berseliweran, nyemil, buka sosmed, tidur. Hingga akhirnya, mereka sampai di kota tempat Pakde dan Bude tinggal.

Fun fact, sebenarnya tempat tinggal Pakde dan Bude itu satu kota dengan tempat tinggal Kak Cakka. Makanya Ayla sempat mengirimkan spoiler ke Kak Cakka kalau dia lagi makan di kota tersebut. Kak Cakka membalasnya dengan antusias, namun memang sayangnya, mereka belum bisa bertemu. Cuma hal itu dapat memperkecil jarak di antara mereka yang tadinya 30 sekian kilometer menjadi hanya 2 kilo, dan itu membuat Ayla maupun Kak Cakka sama-sama bahagia.

Ayla dan keluarganya turun di depan sebuah restoran bebek, bermaksud ingin makan bebek. Tapi sayang sekali, restoran tersebut rupanya sedang tutup. Baru saja Ayla melangkah masuk ke restoran, pegawai yang ada di dalam bilang kalau hari ini restoran mereka tutup. Yahhh, gak jadi makan bebek deh, padahal Ayla udah ngidam. Ya udah, akhirnya mau gak mau Ayla dan keluarga bergeser ke restoran di sebelahnya. Tidak bisa dikatakan restoran saja karena di situ juga ada kafe dan live music. Mereka malas mencari tempat lain karena sudah keburu lapar, akhirnya mereka memilih tempat tersebut untuk makan.

Kafe itu ternyata cukup ramai. Hampir semua bangku terisi oleh pengunjung. Untung saja, Ayla dan keluarga kebagian tempat duduk. Kafe dengan interior yang modern dan juga terang karena banyak bukaan yang membuat sinar matahari masuk. Tetapi hal itu tidak membuat hawa di dalam panas. Meskipun ramai, suasananya tetap adem.

Jujur, interiornya membuat Ayla terkagum-kagum. Sedikit meninggalkan kesan fancy ketika pertama kali memasuki kafe. Agak takut juga harganya mahal. Tapi ternyata, gak terlalu mahal juga sih untuk ukuran kafe di pusat kota.

Ayla dan keluarga melihat-lihat buku menu. Akhirnya Ayla menjatuhkan pilihan pada menu homemade cheese pizza untuk menu sharing satu keluarga dan tropical dragon fruit smoothies untuk Ayla sendiri. Pengennya sih pesan menu ala-ala menu diet. Kita lihat aja, kira-kira cocok gak ya di lidah Ayla? Hahaha.

Hani memesan menu strawberry milkshake dan Korean gammi. Fayra memesan matcha dan sebuah menu yang namanya asing sehingga Ayla tidak ingat apa itu. Papa dan Mama juga memesan menu dengan nama aneh dari bahasa Inggris, jadi Ayla gak ingat juga.

Sambil menunggu menu datang, Ayla dan Mama sholat terlebih dahulu. Begitu pula Papa, tapi karena mushola laki-laki terpisah, mereka berjalan ke arah berbeda. Ketika menu datang dan Ayla serta Mama selesai sholat, Ayla segera menyantap tropical dragon fruit-nya. Sudah sejak lama dia kepengen nyobain makanan seperti itu. Apalagi ada campuran muesli, granola, dan chia seeds sebagai toppingnya. Terlihat menggiurkan.

Setelah suapan pertama, Ayla mengecap lidahnya. Makanan itu... hambar. Banyak rasa kacang-kacangan karena memang terdapat beberapa jenis kacang di dalamnya. Terus terang, Ayla agak menyesal sok-sokan pesan makanan diet karena dia tidak menyukainya. Tapi karena tahu itu adalah tanggung jawabnya, dan dia tidak boleh membuang makanan, Ayla tetap menghabiskannya.

Hitung-hitung karena makanan sehat, jadi mindset Ayla saat makan adalah: “Makanan sehat, baik bagi tubuh.”

Kedua adik Ayla pun ikut komentar:

“Iya ya, ini emang makanan diet.”

Tanpa gula, tanpa pemanis buatan, tanpa tepung. Pokoknya pure serat aja. Tapi syukurlah, makanan itu habis juga.

Karena merasa belum kenyang, Papa mengorder makanan lagi yaitu tomorokashi soba, semacam mie atau ramen. Ayla, yang juga belum kenyang — baginya makanan diet gak cocok buat makan siang — ikut makan soba bareng Papa.

Ketika jam menunjukkan pukul 15.00, mereka semua sudah selesai makan. Papa membayar, dan setelah itu mereka berjalan keluar dari kafe.

“Ayla, coba kamu hubungi Pakde lagi. Tanyain dia udah di rumah belum? Kalo udah kita mau ke sana nganterin kunci,” kata Papa.

“Oh iya, Pa. Sebentar Ayla tanyain.”

Ayla mengetik pesan kepada Pakde. Tak lama, Pakde membalas dan berkata bahwa beliau sudah di rumah. Keluarga Ayla pun segera menuju ke rumah Pakde dan Bude. Mereka hanya berbincang sebentar sebelum kembali melaju pulang.


[Sampai di Rumah]

Pukul 17.15 mereka telah sampai di rumah. Alhamdulillah. Ayla sudah gak sabar untuk merebahkan diri di kasur. Punggungnya pegal karena duduk terus di mobil. Tapi sebelum rebahan, dia harus membantu Papa menurunkan barang-barang terlebih dahulu. Kemudian bersih-bersih, sholat Maghrib dan Isya, barulah dia bisa rebahan.

Ayla tidak makan malam karena masih kenyang. Jadi dia hanya ngemil saja. Di rumah banyak cemilan dan makanan seperti kue-kue dan bakpia — oleh-oleh dari Fayra yang baru pulang dari Jogja — jadi Ayla cuma makan itu.

Habis itu, Ayla naik ke kamarnya dan HUPPP! Dengan satu tarikan napas, dia melempar tubuhnya ke atas kasur.

“Aaahhh... nikmatnya rebahan!!”

Sambil rebahan, Ayla seperti biasa bertelepon ria dengan Kak Cakka. Berbincang tentang liburannya di Bandung dan Kak Cakka dengan setia mendengarkan segala celotehan Ayla.

Liburan ke Bandung kali ini memang mungkin tidak bisa dibilang full liburan. Karena dia di Bandung gak ke mana-mana dan sibuk mengurus pindahan adiknya. Tapi tak apa. Suasana di Bandung yang sejuk dan dingin membuat pikiran dan badan kembali fresh. Setelah diterjang banyak peristiwa dan kejadian saat mengajar — yang kadang tidak bisa diprediksi — pergi ke Bandung untuk “mendinginkan” kepala adalah pilihan yang tepat.

Tiga hari ini, Ayla merasa bahagia dan hidupnya terasa tenteram. Waktu istirahat yang sangat tenang. Ayla pun tertidur dengan hati ringan, siap kembali masuk kerja keesokan harinya.

Sunday, June 8, 2025

Bahagia : Hari Kedua di Bandung

Cover Bahagia : Hari Kedua di Bandung

[Rapat Kegiatan Pindahan]

Ayla terbangun di pagi hari jam 5. Tubuhnya masih lelah, jadi setelah salat subuh, dia memutuskan untuk tidur lagi. Kemudian dia baru terbangun pukul 08.00 pagi, saat Papa masuk ke dalam kamar dan membangunkan Hani.
"Pagi ini kita mau ngambil barang-barang Hani lagi ke kos, terus kita drop di sini. Hani bangun ya, terus sarapan," ucap Papa di ambang pintu.
Hani yang tidur di sebelah Ayla terkantuk-kantuk berusaha untuk bangun. Karena Ayla tidak merasa dibangunkan, Ayla kembali terlelap. Tapi tidak lama, Papa kembali membuka pintu kamar dan membangunkan Ayla yang baru saja terlelap kembali, menyuruh Ayla dan Fayra untuk bangun dan sarapan.
Ayla dan Fayra bangun dan berjalan menuju tempat keluarganya berkumpul untuk sarapan. Mereka sarapan di balkon lantai 2, sambil menggelar piknik ala-ala. Menu sarapan hari ini ada bubur ayam, roti bakar, dan juga pisang.
Papa menjelaskan rencana hari itu. Jadi, agenda di hari itu adalah:
  1. Papa, Mama, dan Hani akan ke kos lama Hani untuk mengambil sebagian barang dan menaruhnya di rumah Pakde dan Bude.
  2. Setelah zuhur, Papa, Mama, dan Hani akan mengambil barang-barang yang nantinya akan diperlukan oleh Hani di kos barunya.
  3. Ayla dan Fayra bertugas untuk menghubungi pihak ekspedisi pengiriman barang, karena barang-barang yang ada di rumah Pakde dan Bude akan dikirimkan ke rumah keluarga Ayla.

[Pagi yang Sibuk]

Rencana dadakan, tapi menurut Ayla rencana Papa sangat sistematis dan teratur. Mereka segera bergerak cepat untuk melaksanakan tugas masing-masing.
Setelah sarapan, Papa, Mama, dan Hani langsung pergi menaiki mobil ke kos lama Hani. Ayla dan Fayra langsung mencari kontak ekspedisi pengiriman barang dan meneleponnya untuk request pick up. Pihak ekspedisi akan menjemput barangnya hari ini juga, tapi sekitar jam 2-an.
Satu jam kemudian, Papa, Mama, dan Hani sudah pulang dan semua barang Hani yang akan dikirim sudah datang. Mereka langsung mengemas barang-barang tersebut ke dalam kardus besar bekas kulkas dan mesin cuci. Kardus punya Pakde dan Bude yang diminta oleh keluarga Ayla untuk packing. Untung saja kardus tersebut tidak terpakai dan diperbolehkan untuk digunakan.
Semua barang dimasukkan ke dalam kardus. Papa dan Ayla yang bertugas, sedangkan Mama dan adik-adiknya sedang mandi. Ketika seluruh barang sudah terkemas dengan baik, Fayra dan Mama bertugas untuk menulis detail alamat penerima di kardus, sedangkan Ayla dan Papa mandi.
Badan Ayla yang tadinya banjir keringat menjadi bersih dan segar setelah mandi. Setelah semuanya selesai, Papa, Mama, dan Hani siap untuk berangkat lagi ke kos lama Hani dan membawa sisa barangnya ke kos baru, sedangkan Fayra dan Ayla tinggal di rumah Pakde dan Bude, mengurus pengiriman ke rumah keluarga Ayla.

[Petugas Ekspedisi dan Tidur Siang]

Pukul 13.30, petugas ekspedisi pun datang. Ayla segera keluar dari rumah dan menemui mobil ekspedisi yang hampir nyasar ke rumah sebelah. Dibantu oleh Pakde, mobil van yang digunakan oleh ekspedisi parkir di dalam garasi rumah.
Para petugas dengan cekatan langsung turun dari mobil dan mengangkut barang-barang Hani yang disimpan di salah satu kamar. Ayla sibuk memvideokan proses pengangkutan sebagai cadangan dokumentasi. Demi keamanan saja, takutnya terjadi apa-apa, Ayla masih memegang bukti video. Fayra memfotokan pelat nomor mobil ekspedisi.
Total dari barang-barang Hani adalah dua kardus berukuran jumbo dan juga komponen-komponen meja yang sudah dilepas rakitannya. Dalam 30 menit, proses pengangkutan barang sudah selesai. Ayla membayar DP kepada kurir ekspedisi, lalu sisanya akan ditransfer. Estimasi berat barang kemungkinan 80 kg, tapi bisa jadi lebih berat lagi karena banyak.
Setelah kurir ekspedisi pergi, Ayla dan Fayra segera masuk ke dalam rumah dan mereka akhirnya bisa makan siang. Pakde sudah membelikan makan siang nasi bento. Nikmat banget habis ngurus pindahan, makan bento di siang hari. Ayla dan Fayra makan dengan lahap.
Setelah habis, Ayla menunaikan salat zuhur dan asar lalu memutuskan untuk rebahan. Tidak lama, Ayla terlelap di alam mimpi. Nikmatnya tidur siang di hari libur.
Dulu waktu kecil, kita sering marah kalau disuruh tidur siang. Kalau sekarang, tidur siang adalah rutinitas yang paling dirindukan ketika udah dewasa. Jadi kalau ada kesempatan untuk tidur siang, rasanya Ayla sangat bersyukur.
Bangun-bangun, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 17.15. Sudah hampir magrib dan matahari sudah hampir terbenam. Ayla mengerjap-ngerjapkan mata, menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk. Beberapa menit Ayla telentang di atas kasur, berusaha mengumpulkan nyawa.
Setelah bangun, Ayla melirik ke kasur di sampingnya dan ternyata Fayra juga sedang tidur. Ayla berdiri dari kasur dan ke toilet. Dia pengen mandi, tapi hawanya dingin banget, jadinya dia cuma membersihkan badan ala kadarnya dengan lap.

[Malam Harinya]

Malam ini, Pakde dan Bude akan pulang ke kota tempat mereka tinggal. Karena sebenarnya, di Kota Bandung ini bukan rumah tempat mereka menetap. Hanya rumah warisan keluarga yang masih dirawat dan setiap dua minggu sekali ditempati. Karena keluarga Ayla sedang ada urusan di Kota Bandung, jadinya Pakde dan Bude ke Bandung juga dan mempersilakan keluarga Ayla untuk menginap selama masih mengurus pindahan.
Nah, tapi malam ini mereka harus kembali pulang. Jadinya, karena keluarga Ayla belum selesai urusan pindahannya, Pakde dan Bude menitipkan kunci kepada keluarga Ayla supaya besok bisa dikembalikan.
Tepat sekali, pada saat Pakde dan Bude akan berangkat, Hani, Papa, dan Mama baru saja datang. Mereka masih sempat berpamitan kepada Pakde dan Bude, dan meminta izin untuk menginap lagi semalam karena meskipun urusan pindahannya sudah beres, mereka ingin istirahat dahulu dan baru akan pulang keesokan harinya.
Pakde dan Bude mengizinkan, dan keluarga Ayla ditinggal di rumah mereka di Bandung untuk menginap lagi semalam.
Saat Papa, Mama, dan Hani datang, mereka membawakan makan malam yaitu nasi goreng. Karena Ayla dan Fayra masih kenyang bekas makan siang tadi, dan ternyata Papa, Mama, dan Hani juga baru makan sore, jadinya mereka makan bareng-bareng satu porsi untuk berlima, hahaha.
Selesai makan malam, karena hari ini padat untuk Papa, Mama, dan Hani, mereka memutuskan untuk istirahat dan rebahan. Tapi Hani ternyata masih ada deadline tugas. Jadinya, habis rebahan dan istirahat sebentar — yang mana Hani rebahan dari jam 9 dan baru mulai ngerjain tugas jam 10 — Hani mengerjakan tugas.
Ayla? Dia teleponan dengan Kak Cakka. Menyempatkan untuk mengobrol dan bercengkerama sebentar karena sudah lama mereka tidak saling berbagi cerita.
Menjelang jam 11, Kak Cakka sudah terlelap dan Ayla juga sebentar lagi mulai mengantuk. Tapi tiba-tiba, Hani meminta tolong untuk membantunya memperbaiki proposal skripsi untuk mata kuliah metodologi penelitian.
Ayla yang tadinya sudah mengantuk, tidak tega untuk menolak permintaan Hani, akhirnya dia menyanggupi. Jadilah malam-malam, Hani bimbingan skripsi dengan Ayla, hahaha. Untung saja Ayla belum genap satu tahun lulus kuliah, jadi Ayla masih ingat banget bagaimana penyusunan skripsi itu.
Belum lagi, Ayla mencoba melihat daftar revisi yang diterima Hani dari dosen metopen, dan ternyata revisinya masih revisi dasar. Yah, namanya juga masih proposal.
Jam 12, Hani sudah selesai dan akhirnya, dia bergegas untuk tidur. Sebelum tidur, Hani berterima kasih kepada Ayla karena sudah membantunya revisi. Setelah itu, mereka sama-sama merebahkan diri di kasur dan tak lama mereka terlelap.

Saturday, June 7, 2025

Bahagia : Idul Adha dan Lelahnya Aktivitas di Bandung

Cover Bahagia : Idul Adha dan Lelahnya Aktivitas di Bandung

[Sholat Ied]

Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar!
Suara takbir menggema di seluruh penjuru. Hari ini adalah Hari Raya Idul Adha, hari raya haji dan qurban. Paginya diawali dengan sholat Ied. Ayla terbangun pagi-pagi pukul 05.00 seperti biasa. Sebelum sholat subuh, Ayla memutuskan untuk mandi dulu. Karena nanti pasti akan antre kamar mandinya.
Air hangat mengguyur tubuhnya dan terasa nikmat. Seketika badannya menjadi lebih relaks. Rasa lelah yang menyelimuti langsung luruh bersamaan dengan guyuran air hangat. Tak lama, Ayla selesai mandi dan sholat subuh. Kemudian Ayla bersiap-siap sholat Ied. Keluarganya juga bersiap-siap sholat Ied dan pukul 6 mereka berangkat bersama ke masjid terdekat.
Saat sholat Ied, Ayla bertemu beberapa tetangganya—terutama ibu-ibu—dan yaaa, mereka pastinya menanyakan tentang,
"Ayla udah lulus kuliah belum?"
"Sekarang kerja di mana?"
Dan seputaran itu, hahaha.
Tapi Ayla gak masalah, Ayla tetap menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan sopan. Ayla juga bertemu teman masa kecilnya yang dulu sering bermain bersama waktu kecil. Nadia namanya. Dan karena mereka sudah lama sekali gak ketemu, jadinya agak canggung. Tapi wajar lah ya, gak masalah. Selesai sholat Ied, Ayla dan keluarganya pulang ke rumah.

[Otw ke Bandung]

Setelah ini mereka akan berangkat ke Bandung.
Mereka ke Bandung karena mereka mau membantu adik Ayla yang pertama pindah kost. Jadi Ayla tiga bersaudara dan semuanya cewek. Adiknya yang pertama udah kuliah di Bandung, namanya Hani, dan yang kedua mau masuk SMA, namanya Fayra. Yaaa Ayla anak pertama, hahaha. Hani mau pindah kost dan lokasinya agak jauh, jadi mereka sekeluarga bantuin dia ngangkut barang-barangnya.
Mereka langsung sarapan, dan jam 9 mereka berangkat ke Bandung. Selama perjalanan, lalu lintas agak padat. Mungkin karena musim liburan juga ya. Sepanjang jalan Ayla cuma duduk, scroll TikTok, scroll Instagram, ngelihat pemandangan di luar jendela sambil bengong, tidur, ngemil. Yah, rutinitas yang membosankan.
Mereka sampai di Bandung pukul 12 siang dan karena itu hari Jumat, jadinya papa sholat Jumat dahulu.
Saat menunggu papa sholat Jumat, mereka menghubungi Hani, mengabarkan bahwa mereka sudah sampai. Gak lama, Hani datang menyusul, mereka berkumpul di pelataran masjid karena memang masjidnya lebar, jadi tidak mengganggu mobilitas laki-laki yang mau jumatan. Ayla, Fayra, Hani, serta mama mengobrol banyak hal sambil menunggu papa selesai sholat Jumat.
Hani bercerita tentang kesehariannya kuliah, sekarang dia sudah mendekati semester akhir, jadi dia sudah mulai memikirkan tentang proposal skripsi dan juga sedang persiapan magang. Fayra juga menceritakan tentang pendaftaran SMA-nya. Ayla bercerita tentang kesehariannya menjadi guru.
Selepas papa jumatan, mereka makan siang bersama. Masih di pelataran masjid, mereka sudah membawa bekal dari rumah. Lengkap: nasi, sayur sop, dan lauknya adalah fried chicken. Mereka makan sambil bercengkrama, sekaligus berdiskusi tentang teknis pemindahan barang-barang Hani dari kost-nya ke kost baru.
Tidak semua barang dipindahkan ke kost baru. Sebagian ada yang dititipkan ke rumah kerabat mereka—kebetulan ada yang tinggal di Bandung—jadi mereka minta tolong untuk nitip barang-barang Hani. Sebagian kecil dipindahkan ke kost baru karena kost baru ini jauh, di kabupaten, mendekati tempat magang Hani.
Selesai makan, Ayla dan mama sholat terlebih dahulu. Hani dan Fayra lagi gak sholat. Jadi mereka bertugas membereskan peralatan makan yang tadi dipakai ke dalam mobil. Ayla dan mama sholat dzuhur sekalian ashar di-jama’. Masjid di kampus itu lumayan bagus, tapi sedang ada kegiatan pemotongan hewan kurban, jadi ada beberapa akses jalan yang ditutup. Ya udahlah, gak apa-apa, yang penting masih ada jalan lain.
Selesai sholat, mereka kembali ke mobil dan bergerak menuju tempat kost Hani.

[Mengangkut Barang-barang]

Tempat kost Hani terletak di dalam gang. Papa memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, di depan fotokopian yang sedang tutup. Habis itu mereka beramai-ramai berjalan ke kost Hani. Rencananya nanti Ayla, Fayra, dan papa akan bolak-balik mengangkut barang-barang dari kost ke mobil. Sedangkan Hani dan mama tetap di kost untuk membongkar segala barang yang ada.
Hahaha, siap-siap olahraga deh ini. Sesampainya di kost, ternyata barangnya super duper banyak. Entah apa aja yang Hani checkout semenjak 3 tahun dia kuliah di Bandung ini. Hani cuma cengengesan waktu ketahuan kalau barang-barangnya seabrek.
Acara gotong royong pun dimulai. Hani dan mama mulai membongkar barang-barang, sampai lemari plastik pun ikut dibongkar. Ayla, Fayra, dan papa bolak-balik dari kost ke mobil mengangkut barang-barang. Bayangkan, mereka sampai harus bolak-balik 4x saking banyaknya barang.
Papa sampai komentar,
"Perasaan dulu waktu kamu awal ngekos, kita cuma 2x bolak-balik, pakai mobil kecil pula dulu itu. Kok sekarang bisa lho sampe 4x, belum semua barang keangkut, udah penuh mobilnya."
Hani nyengir tidak berdosa. Ayla tahu dosanya dia, apa aja yang dia checkout. Dasar emang. Tapi Ayla memilih untuk diam. Capek karena 4x bolak-balik dengan jarak yang mungkin hanya beberapa ratus meter tapi ditempuh sambil membawa barang seabrek.
Ayla dan Fayra bahkan sempat ketiduran waktu papa lagi sibuk membongkar meja dan lemari bersama Hani dan mama. Resiko di rumah gak ada anak cowok adalah, jadi anak cewek gak bisa manja, harus mau bantu-bantu buat bongkar pasang atau ngangkut barang karena gak mungkin mereka nyuruh papa semua yang ngerjain.
Sekitar jam 4 sore hampir setengah 5, mereka selesai. Barang-barang Hani belum semuanya dimasukkan mobil karena mobil mereka penuh. Jadi mereka memutuskan untuk di-split, sebagian akan diangkut besok.
Setelah beristirahat beberapa menit, mereka mengabari kerabat mereka kalau mereka akan otw ke rumahnya. Ternyata beliau sedang keluar dan sedang tidak di rumah. Oleh karena itu, akhirnya mereka memutuskan untuk ke mall saja. Mengisi waktu sembari mencari hadiah ulang tahun Hani. Hani besok ulang tahun. Jadi mereka setuju dan langsung berangkat ke Trans Studio Mall.

[Trans Studio Mall & Menginap di Rumah Kerabat]

Sesampainya di Trans Studio Mall, mereka berjalan-jalan. Sekadar cuci mata dan mencari barang yang diinginkan Hani. Hani mengincar salah satu merch Hatsune Miku—seorang idol virtual dari Jepang—yang berkolaborasi dengan salah satu toko aksesori yang terkenal dan itu cuma ada di beberapa cabang aja, salah satunya di Trans Studio Mall.
Tapi sayangnya, ternyata merch tersebut sudah habis. Yahhh, Hani kelihatan kecewa tapi sepertinya dia tidak terlalu membawa hati itu, meskipun dia tetap mencari alternatif mall lain yang ada koleksi merch tersebut. Ada sih, di Summarecon. Tapi mall tersebut jauh, dan mereka gak tahu nih ada waktu ke sana apa nggak.
Karena barang yang dicari Hani gak ada, dan dia gak tertarik buat beli barang lain, akhirnya mereka cuma keliling-keliling mall. Ke toko skincare, toko buku, toko aksesoris, dan sebagainya. Hingga langkah mereka berakhir di foodcourt karena perut mereka sudah lapar.
Mereka keliling-keliling mencari tempat untuk makan. Setelah berdiskusi mau makan apa, mereka memutuskan untuk makan ramen dan sushi, lalu masuk ke salah satu restoran yang menyediakan menu tersebut.
Ayla, Hani, dan mama memesan ramen. Papa masih sibuk mencari tempat memperbaiki remote mobilnya karena mendadak ada kerusakan, jadi papa bilang makannya mau nyusul. Jadi mereka membelikan papa sushi, berhubung Fayra juga kepengen makan sushi. Karena porsinya banyak, jadinya Fayra akan sharing dengan papa.
Ketika makanan sudah datang, ternyata porsi makanannya cukup besar. Terutama ramennya. Ayla memesan spicy cheese ramen, dengan kuah keju yang sedikit pedas. Enak sekali, asinnya keju bercampur dengan rasa pedas yang gak terlalu menggigit. Ayla memang suka sekali dengan keju. Hani juga memesan menu yang sama tapi gak pedas, dia emang gak suka pedas. Kalo mama pesan kari ramen. Fayra dan papa sharing menu sushi isi 10. Ayla mencicipi satu tamago sushinya, enak. Ayla suka rasa telurnya.
Remote mobil papa ternyata tidak rusak, memang habis baterai, tapi kerusakan tersebut ada di komponen mobilnya, yang membuat mobilnya tidak bisa dikunci pakai remote dan harus dikunci manual. Untuk sementara ini papa mengunci mobilnya secara manual dan akan membawanya ke bengkel sepulang dari Bandung.
Pukul 20.00 karena sudah malam, Ayla dan keluarganya memutuskan untuk langsung ke rumah kerabat mereka. Kerabatnya sudah tiba di rumah sejak pukul setengah 7 malam, dan mereja gak enak kalau harus membiarkan kerabatnya menunggu terlalu lama.
Akhirnya dalam beberapa menit menyusuri jalanan kota Bandung yang padat merayap, mereka tiba di rumahnya. Kerabat mereka—Pakde dan Bude—langsung menyambut mereka. Mereka berbasa-basi dahulu sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah, mereka duduk di sofa, mengobrol banyak hal. Terakhir mereka ketemu pas lebaran kemarin, jadi ya sudah beberapa bulan berlalu. Setelah itu mereka menurunkan barang-barang Hani yang akan dititipkan di rumah Pakde dan Bude. Barang-barang itu diletakkan di salah satu kamar yang tidak terpakai.
Langsung aja mereka bekerja sama menurunkan barang-barang tersebut dan menaruhnya di kamar. Pakde menyediakan alas plastik dan ditutup supaya barang-barang itu gak kena debu. Mereka belum tahu nih berapa lama barang-barang itu akan menginap di rumah ini, papa juga masih belum kepikiran rencananya mau gimana. Yang penting aman dulu lah, disimpan di rumah.
Setelah semua urusan selesai dan badan mereka semua capek, jam setengah 10 malam, mereka memutuskan untuk istirahat. Papa dan mama tidur di kamar bawah, Ayla, Hani, dan Fayra tidur bertiga di kamar atas. Di samping kamar yang mereka tempati adalah kamar sepupu mereka—dia lagi tidur.
Karena kasurnya gak cukup, makanya mereka menurunkan satu kasur dari lantai atas dan itu jadi kasur tempat Ayla tidur. Jam 10, urusan per-kamaran sudah selesai dan Ayla serta adik-adik langsung bersiap-siap untuk rebahan. Tubuh ini sangat butuh rebahan di kasur.
Karena di dalam kamar ada kamar mandi, jadinya mereka gak usah keluar kamar lagi untuk bersih-bersih. Mereka bergantian bersih-bersih badan—rasanya badan mereka lengket dan kotor karena berkeringat dan terkena debu dari barang-barang Hani.
Setelah bersih, mereka bersiap untuk tidur. Ayla sambil rebahan sambil menulis cerita Hari Kamis. Hari ini memang capek, tapi Ayla masih merasa senang karena hari ini libur sampai hari Minggu. Ayla bisa beristirahat sejenak dari segala kepenatan dunia mengajar.
Setelah cerita Ayla publish, matanya terasa semakin berat dan tak lama Ayla pun terbuai di alam mimpi.