Wednesday, September 12, 2012

Berlibur ke Rumah Paman

 
Yes! Besok aku dan keluargaku akan berlibur ke rumah paman. Awalnya aku kesal karena rencana kemahku saat liburan harus dibatalkan. Tetapi saat aku mendengar bahwa anak paman yang merupakan sepupu yang tidak kukenal jago sekali memancing dan menangkap belut. Aku jadi bersemangat pergi ke rumah paman. Aku sangat menginginkan bisa memancing dan menangkap belut. Aku belum kenal dia karena aku belum pernah datang ke rumah Paman Tedi adiknya papaku. Maklum orangtuaku sangat sibuk jadi aku tidak bisa berlibur kemana-pun.
"Hei Rio kapan kamu bereskan keperluanmu kalau kau melamun terus?" tanya mama menegurku yang sedang melamun.
"Eh ya ma Rio bereskan sekarang," ujarku kaget. Aku mulai lagi membereskan keperluan pergiku.
"Anak mama yang rajin," mama mengecup keningku dua kali.
"Terima kasih ma," kataku lalu tersenyum. Mama membalas senyumku dengan senyumnya yang membuat wajahnya menjadi semakin cantik. Selesai membereskan barang-barangku aku menuju ke ruang makan karena  mencium bau sup iga sapi.
"Ayo berdoa dulu," kata papa. Kami sekeluarga membaca doa lalu makan.
"Hmmm enak sekali mama memang koki ter-top disini," puji Lestari adikku. Selesai makan aku mengerjakan PR liburanku yang menumpuk.
"Hmmm kukerjakan Bahasa Sunda, Matematika, dan Bahasa Indonesia saja," gumamku. Aku segera menyelesaikan ketiga PR-ku. Jam dinding menunjukkan pukul 9 tepat. Aku segera berpakaian piyama Batmanku lalu tidur. Eits! Tak lupaku baca doa
"Bismika allahumma ahyaa wabismika amut," doaku lalu tertidur pulas.
Kukuruyuuk! Ayam jantan milik tetanggaku berkokok. Aku terbangun lalu mengusap-usap mata. Setelah melamun sebentar aku turun dari kasur lalu masuk ke kamar mandi. Setelah mandi aku berjalan ke ruang keluarga. Aku melihat papa, mama, Lestari, dan Kak Haris sedang makan. Aku bingung. Kenapa? Karena kakak keduaku Kak Ifah tidak ada.
"Lho ma Kak Ifah dimana?" tanyaku. Belum sempat mama menjawab Kak Haris sudah nyerocos.
"Oh si Atifah(panggilan Kak Haris ke Kak Ifah) lagi mandi," jelas Kak Haris sambil memakan ayam gorengnya. Aku mengangguk lalu mengambil makan. Saat sarapanku hampir habis, Kak Ifah menyusul makan.
Huh! Kenyangnya. Pikirku sambil mangelus-elus perut. Semua telah selesai sarapan. Kami tinggal menunggu mama, dan papa selesai memastikan bahwa semua sudah siap. Ternyata sudah siap. Papa menyalakan mobil Stream kami lalu, kami berangkat. Di mobil aku membaca buku Detektif  Conan seri ke-9, Kak Haris membaca novel petualangan: Lima Sekawan, Kak Ifah sedang ber-SMS dengan kakaknya temanku, mama tidak ngapa-ngapain, Lestari sedang tertidur pulas di pangkuan mama yang duduk di depan, dan papa menyetir (ya tentu saja dong). Lama-kelamaan aku tertidur pulas. Tetapi kedua kakakku tetap bertahan. Setelah sejam perjalanan akhirnya kami semua sampai di rumah Paman Tedi pamanku tepatnya di Desa Griya Tugu Asri di Bandung.
"Assalamualaikum," salam kami sekeluarga.
"Waalaikumsalam wah Agus sekeluarga," balas Paman Tedi. Aku mengamati Paman Tedi. Pamanku itu bertubuh tegap, rambutnya hitam mengkilat, dan kulitnya kecoklatan. Oh iya jangan lupa pamanku itu juga ganteng lho!
"Ayo masuk jangan malu-malu," kata paman. Kami masuk. Tiba-tiba,
"Ayahhh lihat hasil karyaku sudah jadi," seru seorang anak lelaki memberikan gambar lukisannya kepada pamanku.
"Oh sudah jadi ya? Yayaya nanti ayah lihat," kata paman lalu menengok ke arahku.
"Jerry ini saudaramu semoga kamu senang bermain dengannya," kata Paman Tedi sambil mengedipkan mata ke arahku. Mungkin mengajakku untuk memperkenalkan diri.
"Oh em..em namaku Satrio Indra panggil saja aku Rio," ujarku malu-malu.
"Hai namaku Jerry Muhammad Indra panggil aku Jerry ngomong-ngomong nama kita ada yang sama ya?" tanya Jerry sambil nyengir ke arahku. Aku membalasnya dengan tatapan ramah.
"Main yuk? aku punya robot-robotan gede lho," ajak Jerry. Aku menurut. Kami pergi ke kamar Jerry. Di sana dia mengambil sebuah robot-robotan besar. Lalu kami sibuk bermain. Saat kami sedang bermain tiba-tiba aku mengajak Jerry mengobrol. Aku memulai pembicaraan.
"Jerry kamu sekolah dimana?" tanyaku.
"Aku sekolah di SDN Shafa Nugraha," jawab Jerry.
"Kalau aku di SDIT Kasih Ibu," jelasku.
"Eh Rio kamu suka novel Lima Sekawan tidak?" tanya Jerry. Aku mengernyitkan kening.
"Lima Sekawan? Yang mana tuh?" tanyaku bingung.
"Yang karya Enid Blyton itu lho kamu tidak tau?" tanya Jerry. Aku menggeleng.
"Sini deh aku tunjukin bukunya hampir semua lho ku koleksi," kata Jerry sambil membuka laci lemari bukunya lalu mengeluarkan setumpuk buku yang menjulang. Aku langsung tertarik lalu mengambil satu yang judulnya Sarjana Misterius.
"Boleh kubaca ini? Tampaknya menarik," ucapku.
"Tentu ini seru sekali aku sudah pernah baca sekarang aku mau baca ini," kata Jerry sambil menyambar yang judul Memperjuangkan Harta Finniston. Setelah membaca Jerry mengajakku memancing. Aku mengusulkan untuk menangkap belut juga. Jerry mengambil peralatan dan aku meminta izin. Setelah meminta izin aku menunggu Jerry sambil nongkrong di depan rumah. Akhirnya Jerry muncul juga. Aku merangkulnya lalu kami pergi ke sawah. Aku menatapnya bingung.
"Lho kenapa kita ke sawah? Disini kan banyak nyamuk," kataku sambil memukul nyamuk yang hinggap di lenganku.
"Kamu lihat saja nanti," kata Jerry memberi teka-teki kepadaku. Aku yang penasaran diam menunggu apa yang terjadi. Jerry mengailkan barang kecil yang aneh(karena aku tak tahu apa namanya) ke tali kenur yang biasa untuk memancing. Dimasukkannya tali itu ke sebuah lubang dan Jerry mendecakkan lidah.
Hmmm! Sepertinya aku tau kalau mendecakkan lidah mau apa. Oh iya menangkap belut. Pikirku. Aku sudah pernah melihat orang mendecakkan lidah dan mendapatkan belut. Beberapa detik kemudian tali pancing bergerak-gerak. Dengan sigap Jerry mengangkatnya. Aku bersorak. Kami mendapatkan 2 belut sekaligus dan besar lagi!. Wah benar-benar beruntung kami berdua ^_^! Setelah ½ jam kami memancing belut  kami sudah mendapatkan sekitar 20 ekor belut.
"Sekarang ayo kita ke danau itu! Wah airnya jernih banget dan ramai lagi! Pasti ikannya banyak," seruku girang.
"Bentar dulu aku taruh ember belut ini ke rumah," kata Jerry sambil berlari secepat kilat.
"Jangan lupa ditutupin embernya biar belutnya enggak lari," ingatku.
"Pasti!" terdengar suara Jerry di kejauhan. Aku menghela napas lalu duduk di bawah pohon mangga yang rindang sambil meminum air putih. Angin sepoi-sepoi meniupku dan membuatku mengantuk. Sebelum tidur aku sempat bergumam "Dimana Jerry ya?". Akhirnya akupun tertidur. Tiba-tiba aku merasakan ada yang mengguncangkan tubuhku. Aku terbangun kaget karena mengira ada gempa. Saat kubuka mata, aku melihat Jerry sedang duduk di sebelahku sambil tersenyum jahil.
"Nah gimana tukang tidur apakah kau mimpi indah?" tanya Jerry sambil tertawa. Aku merengut kesal.
"Huh! Ya sudah ayo kita pergi ke danau," kataku sambil sempoyongan bangkit. Jerry ikut bangkit lalu minum dulu sebentar. Kami sampai di danau yang luas dan indah. Aku sampai membuka mulutku lebar-lebar karena kagum.
"Wuah keren buanget," pujiku. Jerry mengangguk.
"Kamu tahu gak? Aku tuh sering banget kesini cuman karena aku pengen lihat keindahannya doang norak ya?" tanya Jerry sambil nyengir. Aku menggeleng.
"Emang indah banget (maaf kepada para pembaca yang bosen dengan kata 'banget') danau ini wah aku pengen tinggal disini," ucapku kepengen.
"Udahlah aku capek ngomong mulu aku pengen mancing sekarang," ucap Jerry sambil duduk di pinggir danau lalu sibuk mengulur tali. Setelah merasa tali cukup panjang Jerry segera mengaitkan pelet yang sudah diencerkan. Akupun duduk di sebelah kiri Jerry lalu mencelupkan kaki ke dalam danau. Jerry mengajarkanku memancing. Wah dalam sekejap aku sudah bisa memancing, hebat ya sepupuku?. Saat kami tengah asyik memancing tiba-tiba papa memanggilku.
"Rio Jerry kata paman kita harus ke rumah sekarang terus ma'em lalu Rio setelah makan kita pulang. Oke Rio?" tanya papa. Aku berpandangan dengan Jerry lalu bergandengan tangan ke rumah pamanku untuk makan. Kami memakan belut dan ikan tangkapan kami berdua. Hmmm! Lezatnya…..
Jam dinding menunjukkan pukul 05.00 sore. Aku dan keluargaku segera shalat zuhur dan ashar dua kali-dua kali(karena kami sedang bepergian jauh atau istilahnya Musafir jadi kami boleh menjalankan shalat 2 kali sekaligus dan 2 rakaat masing-masing). Selesai shalat Zuhur-Ashar kami berpamitan daaaann.. go to my home. Aku melambai kepada Jerry saat berpamitan.
"Eh tunggu Satrio, ini ada oleh-oleh dariku," kata Jerry sambil masuk ke dalam. Aku yang sudah setengah badan masuk ke mobil keluar lagi.
"Ada apa sih Jer?" tanyaku. Tapi Jerry tidak memedulikan pertanyaanku. Akhirnya aku masuk ke mobil ayahku.
"Jerry ngapain kamu? Ini si Rio sudah mau pulang nih," teriak Paman Tedi.
"Iya yah aku datang," seru Jerry dari dalam. Kami sekeluarga telah masuk mobil dan papa sudah menyetarter mobil ketika Jerry datang sambil menjinjing dua plastik hitam dan menyerahkannya padaku.
"Nih untukmu," kata Jerry "Satu juga untuk Lestari," sambungnya. Aku mengangguk.
"Terimakasih Jer kamu memang baik," pujiku.
"Sama-sama," kata Jerry riang. Aku, Lestari, Kak Haris, dan Kak Ifah melambai-lambai dengan riang.
"Sampai jumpa Paman Tedi, Jerry,'' seru kami semua.
"Sampai jumpa Tedi," teriak papa.
"Ya Gus jaga dirimu baik-baik," kata paman pula pada papa. Kami pulang. Saat di peralanan aku membuka plastik hitam dari Jerry. Isinya 1 kantong belut goreng, 1 kantong ikan goreng, dan 3 buah buku 5 sekawan. Aku menengok ke Lestari.
"Apa isi bungkusanmu?" tanyaku
"Belut goreng, ikan goreng, dan sebungkus setiker," kata Lestari riang.
"Hmmm nanti kakak minta ya?" goda Kak Haris kepada Lestari.
"Kagak mauuu!!!!" teriak Lestari. Kami sekeluarga tertawa. Hmmm bagiku liburan yang terrindah.

No comments:

Post a Comment