"Bagaimana? Kamu mau sekolah disini apa di SDN Polisi 5?" tanya mama.
"Eng… aku mau disini aja deh, tapi kita ke Polisi 5 dulu aja, lihat-lihat," kata Mira sambil menggenggam lengan mamanya. Mama tersenyum lalu menengok ke seorang bu guru yang ada di sebelahnya.
"Saya tinggal sebentar ya bu, nanti saya akan kembali kesini lagi," kata mama.
"Baik bu, saya tunggu," ucap bu guru itu ramah.
"Permisi," salam mama, lalu beliau segera menaiki mobil. Mira mengikuti.
Sesampainya di SDN Polisi 5, seorang bapak-bapak berseragam guru tengah menunggu di pintu pagar. Bapak-bapak itu adalah salah seorang guru di SDN Polisi 5.
"Permisi pak, anda guru sekolah ini?" tanya mama.
"Oh ya betul bu. apakah ini adik Mira Fairus Akbar?" tanya sang bapak.
"Betul pak, saya hendak mengantar anak saya melihat-lihat sekolah ini sebentar," kata mama "bolehkah pak?" beliau menyambung.
"Oh ya dengan senang hati mari saya antar," kata bapak-bapak itu.
"Mira, kamu sama pak guru dulu ya. Kalau kamu masuk sini, beliau akan menjadi gurumu. Beliau bernama Pak Heri, mama akan ke SDN Cibuluh 1 dulu ya. Itu gedung besar yang tadi," kata mamanya. Mira mengangguk.
"Iya ma," segera saja Mira menggandeng tangan Pak Heri, sedangkan mamanya masuk ke mobil espas mereka. Lalu mobilpun berjalan.
"Nah nak, sini bapak antar keliling sekolah. Kamu hebat keterima di dua sekolah sekaligus," puji Pak Heri sambil tersenyum.
"Terimakasih pak," kata Mira. Dia membalas senyum calon gurunya.
Manis sekali anak ini. Semoga dia akan masuk kesini. Batin Pak Heri.
"Nah Mira ini ruang kelas satu. Yang ini 1A, lalu 1B,1C,1D,1E, dan 1F. katanya kamu akan masuk 1F. ruang kelas yang bapak ajar," kata Pak Heri.
"Oh..," komentar Mira singkat.
"Yang didepannya kelas 2. dari A-F, sama seperti kelas 1. lalu yang di ujung sana kelas 5. dari A-F juga. Kelas 1-6 abjadnya A-F. di sebelah kelas 5 ada UKS, ruang guru, dan perpustakaan. Di depan perpustakaan ada kamar mandi. Lalu disebelah kamar mandi ada ruang kelas 3. di bagian atas ada kelas 6. lalu di tengah-tengah, yang ini dibagian terpisah dari kelas-kelas lain berdiri ruang kelas 4. kamar mandi disekolah kita ada 10. perpustakaannya 3. satu untuk menyimpan buku-buku pelajaran, dua untuk buku-buku majalah dan ensiklopedia, sedangkan yang tiga untuk buku komik, pilih sendiri petualanganmu, komik sejarah, cerpen-cerpen, dan novel-novel anak. Ruang guru ada 2. yang satu untuk istirahat guru, dan yang satu lagi untuk rapat. UKS ada 1. biasanya di sekolah kami ada dokcil atau dokter kecil. Anak-anaknya adalah anak-anak kelas 5 dan 6. nah disini adalah daftar-daftar ekskul, dan daftar seragam kamu boleh mambacanya. Nanti kita akan kekelas kita dan kamu boleh melihat-lihat dalamnya, bapak tunggu kamu di ruang duduk ya?" jelas Pak Heri panjang lebar.
"Baik pak," kata Mira sopan. Setelah Pak Heri pergi, Mira segera menghampiri sebuah papan. Disitu terpancang daftar ekskul, dan daftar seragam.
"Ekskulnya setiap hari sabtu. Ada menari, menggambar dan mewarnai, pramuka, taekwondo, PKS, PMK wah apalagi itu PMK, oh ternyata Palang Merah Kecil. Hihihi ada-ada aja," Mira terkikik kecil, lalu melanjutkan membaca daftar itu lagi, "renang. Asyiiikk! Futsal, basket, bulutangkis, voli. Ih gak level deh olahraga kayak gitu. Lalu drum band, dan marching band. Wah banyak banget. Aku mau ikut apa ya?" tanya Mira pada diri sendiri. Keningnya berkerut.
"Kamu pengen ikut apa Mir?" tanya Pak Heri yang tiba-tiba muncul.
"Eng saya bingung pak. Ekskulnya banyak banget deh. Saya pengen ikut taekwondo, renang, PKS, PMK, dan menari. Wah! Saya jadi bingung, kan harus pilih salah satu ya pak?" tanya Mira. Pak heri mengangguk.
"Pilih salah satu yang paling kamu sukai saja," saran Pak Heri.
"Yang paling saya sukai? Emmm apa ya? Mungkin renang. Aku belum pernah berenang kecuali berenang di kolam plastik saat umur saya empat tahun. Ya sudah saya ingin berenang," sorak Mira semangat.
"Bagus kau sudah tahu apa yang ingin menjadi ekskulmu. Tapi kau juga harus mambaca jadwal seragam kelas satu," kata Pak Heri.
"Ya," kata Mira sangat singkat lalu membaca jadwal seragam kelas satu.
"Senin seragam putih-putih pendek. Pakai topi dan dasi untuk upacara. Sepatu hitam dan kaus kaki putih. Selasa olahraga sepatu kets, dan kaus kaki bebas. Lalu Rabu dan Kamis batik, sepatu hitam kaus kaki putih, Jumat seragam putih-putih panjang sepatu dan kaus kaki putih. Sabtu memakai seragam ekskul sepatu dan kaus kaki bebas," baca Mira.
"Sudah? Nah kamu harus mematuhi tata tertib itu semua. Jika ada yang melanggar hukumannya adalah menyirami seluruh tanaman di sekolah saat jam 10.00 siang. Menjelang pulang," kata Pak Heri. Mira manggut-manggut sambil menyimpan kata-kata itu di memori otaknya menjadi dokumen penting.
"Pak saya ingin melihat kelas yang akan saya tempati dong pak," kata Mira.
"Yuk baiklah," kata Pak Heri. Mereka pergi ke kelas 1F. Mira terkagum-kagum saat melihat kelasnya. Kelasnya dilengkapi AC dan pengharum ruangan otomatis. Sandaran kursinya empuk. Mejanya terbuat dari kayu yang dicat berwarna-warni. Dilantainya digelar karpet bulu yang halus dan lembut.
"Wah kelas kita memang luarbiasa," kata Mira kagum.
"Yah kelas-kelas lain juga seperti ini," kata Pak Heri. Mira mengamati hasil-hasil karya murid Pak Heri dulu. Yang sekarang sudah naik kelas ke kelas 2.
"Ini karya mantan murid bapak dulu?" tanya Mira.
"Iya. Bagus-baguskan? Nah kalian juga harus menyontoh mereka. Tapi bapak yakin kelas 1 yang sekarang ini sudah pintar menggambar," kata Pak Heri. Tiba-tiba.
"Pak, bapak dipanggil kepala sekolah," kata seorang guru wanita.
"Baik. Nanti saya akan datang," kata Pak Heri, lalu beliau berbisik ketelinga Mira, "ini guru bahasa Inggris kita. Namanya Mrs. Queen. Beliau dulu pernah tinggal di Amerika,". Mira manggut-manggut. Pak Heri segera keluar.
"Lho! Mira," terdengar suara panggilan yang akrab ditelinga Mira. Saat menengok, dia melihat mamanya.
"Ini kelasmu ya?" tanya mama.
"Iya ma, baguskan?" tanya Mira balik.
"Iya, ohya dengar-dengar, Zulfi dan Cintya akan masuk sini," kata mama. Zulfi dan Cintya adalah kedua sahabat Mira saat di TK.
"Benarkah ma? Hore hore hore. Yes yes yes!!!" sorak Mira riuh. Lalu Pak Heri datang. Beliau menggandeng tangan kedua anak. Laki-laki dan perempuan.
"ZULFI?! CINTYA?!" seru Mira. Dia memeluk Cintya dan bersalaman dengan Zulfi.
"Hai Mira. Aku kangen kamu deh," kata Cintya senang.
"Wah Mir, aku gak nyangka kamu bakal masuk sini," kata Zulfi. Dia meremas-remas bungkusan emas.
"Yah, ini baru perkiraan. Aku gak tahu mau masuk mana. Disini apa Cibuluh 1," kata Mira.
"Masuk sini saja lah?" kata Cintya. Mira hanya mengangkat pundak.
"Eh apa itu yang ditanganmu Zul?" tanya Mira.
"Oh… ini bungkus cokelat, kamu mau? Aku bawa banyak. Tadi si Cintya udah aku kasih," kata Zulfi.
"Yang kamu bawa cokelatnya apa bungkusnya doang?" tanya Mira.
"Ya atuh sama cokelatnya dong, gimana sih kamu," kata Zulfi. Mira meleletkan lidah.Zulfi memberikan dua cokelat untuk Mira. Satu berwarna cokelat dan satu berwarna pink.
"Makasih," kata Mira lalu segera melahap cokelatnya yang berwarna cokelat.
"Ya," kata Zulfi.
"Oh ya, ngomong-ngomong, adik kamu masuk TK mana Cin?" tanya Mira.
"TK Islam Al-Husada, ya… daripada bingung mendingan masuk TK-ku dulu deh," kata Cintya. Cintya memang mempunyai dua adik. 1 perempuan dan 1 laki-laki. Yang perempuan bernama Lala, sudah TK nol besar. Sedangkan yang laki-laki yang bernama Ilham, baru masuk TK. Dua-duanya masuk TK Islam Al-Husada.
"Oh begitu. Kalau adik aku masuk TK Melati. TK negeri," kata Mira. Mira mempunyai adik perempuan yang bernama Aisyah.
"Kalau aku adik aku masuk surga," kata Zulfi ikut campur.
"Huuu! Kamu kan gak punya adik, kamunya aja yang ngayal gara-gara pengen punya adik," sorak Mira.
"Lagian siapa yang nanya?" tanya Cintya.
"Gak ada tuh, akukan ngomong sendiri," kata Zulfi tak mau kalah. "kamu aja yang O ² N,"
"Sudah-sudah jangan bertengkar, kamu Zulfi gak usah ngomong kasar ya?" kata Mira melerai. Zulfi mencibir. Tapi sedetik kemudian dia mengulurkan tangan.
"Iya deh sorry ya aku ngomong kasar," kata Zulfi. Kedua sahabatnya menjabat tangan Zulfi.Mira menggandeng tangan Cintya, Cintya menggenggam tangan Zulfi.ketiga sahabat itu berlari-larian bersama.
"Hei Mira, kamu mau masuk sini saja?" tanya mama yang tiba-tiba muncul di ruang kepala sekolah.
"Oh… eh … uh.. iya," kata Mira gugup karena kaget, "kok mama disitu?".
"Tadi mama ketemu mama Zulfi dan mama Cintya terus dipanggil pak kepala sekolah," jelas mama Mira.
"Oh terus tante mama saya mana?" tanya Cintya.
"Lagi diruang kepala sekolah, mereka belum selesai. Mama maksud mereka karena mama Zulfi juga ada disitu," kata mama.
"Mama saya ada disitu? Baiklah saya mau kesana dulu, terimakasih tante," kata Zulfi, lalu melesat ke ruang kepala sekolah. Cintya mengikuti. Mama merangkul Mira.
"Ke Pizza Hut yuk? mama lapar," kata mama. Mira mengangguk.
"Beliin aku garlic bread ya ma?" kata Mira manja. Mama tersenyum sambil mengangguk. Mereka segera menaiki mobil espas mereka lalu mama mengemudikan ke Pizza Hut. Mira merenung,
"Hari ini asyik sekali. Aku akan bersekolah di SDN Polisi 5. pasti akan menyenangkan berkumpul bersama sahabat-sahabat lama," gumam Mira.